Sniper jitu pasukan Putin itu lalu diberi perawatan medis untuk mengobati luka-lukanya. Keterangan didapat dari salah satu tentara Ukraina, Vlad Ivanov, lewat kantor media setempat.
Kepada Ukraina, Starikova mengaku kecewa terhadap rekan dan anggota tim yang meninggalkannya dalam kondisi tak berdaya.
"Mereka pergi saat mengetahui saya terluka. Padahal ada kesempatan untuk menjemput saya, tapi mereka justru berharap saya mati,” ucap Irina Starikova.
Perang di wilayah tugas Starikova dimulai dari pemberontak pendukung pemerintah pro-Moskow, tepatnya ketika mereka mendeklarasikan wilayah Ukraina timur sebagai bagian dari Rusia Raya.
Baca Juga: Rencana Vladimir Putin Lakukan Invansi Ukraina Terbongkar, Rusia Akan Memecah 2 Bagian
Starikova dilaporkan telah membunuh 40 orang, termasuk warga sipil, saat dia bertempur dengan separatis Ukraina.
Tuduhan ini telah dibuat oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, yang didukung pernyataan peneliti perang King's College London Giorgi Revishvili.
Rincian lainnya dilaporkan oleh situs web Ukraina Peacemaker. Di sana tertulis Starikova masuk dalam buronan tim penyidik kejahatan yang dilakukan oleh separatis hampir satu dekade lalu.
Para peneliti di Peacemaker menjelaskan, Starikova merupakan wanita berusia 41 tahun yang berasal dari Serbia. Ia juga memiliki dua anak perempuan berusia 11 dan sembilan tahun.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, pasukan Rusia kini dalam kondisi serba sulit. Pasukan terpecah belah dan demoralisasi tentara menyebabkan banyak kekacauan.***(Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran-Rakyat.com)