Annunziata Murgia, Nenek Berusia 90 Tahun yang Kembali Sekolah Setelah Perang Dunia Kedua

- 13 April 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi sekolah/Seorang wanita berusia 90 tahun melanjutkan pendidikannya setelah putus sekolah diakibatkan perang dunia kedua yang melanda.
Ilustrasi sekolah/Seorang wanita berusia 90 tahun melanjutkan pendidikannya setelah putus sekolah diakibatkan perang dunia kedua yang melanda. /Pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI – Di negara Italia, terdapat seorang nenek berusia 90 tahun bernama Annunziata Murgia yang kembali melanjutkan pendidikan sekolah formalnya karena perang dunia kedua.

Murgia disebut sebagai orang tertua yang menghadiri pelajaran untuk ijazah sekolah.

Demi mendapatkan ijazah sekolah menengah pertamanya, Murgia rela mengikuti ujian yang biasanya diambil oleh anak-anak pada usia 14 tahun.

Baca Juga: Mari Simak Kisah Penjahit Disabilitas di Tengah Pandemi COVID-19

Murgia melakukan ujiannya di sekolah dekat rumahnya di Dolianova, Sardinia. Ia mengaku selalu menyukai belajar.

Namun karena pada saat itu perang pecah, ia harus menguburkan mimpinya untuk meraih pendidikan yang ia inginkan.

“Saya suka belajar, saya selalu menyukainya, tetapi ketika perang pecah, segalanya berubah bagi saya,” katanya kepada Il Messaggero dilansir dari The Guardian pada Rabu, 13 April 2022.

Pada saat itu, ia terpaksa harus pergi bekerja demi menghidupkan keluarganya saat itu. Meskipun pada masa itu terdapat sekolah yang beroperasi, dikatakannya Murgia hanya mereka yang punya uang yang bisa belajar.

Baca Juga: Mengharukan, Kisah Dokter Positif Corona yang Tak Dapat Rumah Sakit

Diluar pelajaran formal, Murgia mengatakan dia telah memiliki keterampilan menjahit yang kemudian menjadi pekerjaannya saat itu.

Namun, dirinya memang merupakan kutu buku dan mengatakan buku dapat mengantarkan dirinya kapanpun dapat belajar sendiri.

Buku-buku yang ia sukai berupa aliran sejarah dan musik.

“Saya selalu menyukai buku-buku sejarah. Karena saya pernah mengalami sebagian besar sejarah yang tertulis dalam buku, jadi saya dapat menganalisis atas konsekuensi dari perang dunia pertama dan perang dunia kedua,” lanjutnya.

Baca Juga: Inilah Kisah Seorang Anak yang Enggan Merawat Ibunya

Dalam syaratnya untuk dapat melanjutkan pendidikan menengah yang lebih tinggi, Murgia harus menghadapi beberapa ujian yang meliputi tes literasi dan matematika. Murgia akan mengejar upaya pertamanya pada bulan Juni mendatang.

Menurut Marina Pilia, seorang guru sastra dimana Murgia belajar, ia menggambarkan Murgia sebagai murid yang sangat semangat dan partisipatif.

“Meskipun Murgia memiliki sedikit kesulitan pendengaran akibat kecelakaan jatuh yang pernah ia alami, dia tetap aktif berpartisipasi di kelas, terutama pelajaran sejarah.” Tandas Pilia.

Sekolah tersebut memang melayani pembelajaran terbuka baik untuk orang dewasa maupun yang masih berusia 16-20 tahun.

Baca Juga: Inilah Kisah Gadis Cilik yang Tengah Berjuang Lawan Penyakit Langka Kawasaki

Alasan Sekolah Mengadakan Kelas untuk Senior

Ternyata, adanya kelas senior diakibatkan syarat untuk mencari pekerjaan diperlakukan sama rata, yaitu harus mengikuti ujian sekolah disertai ijazah pendidikan minimal.

Usia rata-rata siswa di kelas Murgia adalah 40 tahun keatas, beberapa di antaranya juga sedang mempersiapkan ijazah sekolah menengah.

“Kebanyakan dari mereka adalah perempuan yang putus sekolah setelah memiliki anak, atau dalam kasus mereka yang membutuhkan pekerjaan namun terhalang tidak adanya ijazah. Maka dari itu, sekolah mengadakan sekolah pendidikan minimal.” ucap Pilia.

Selain Murgia, pada tahun 2016 terdapat seorang wanita yang berusia 87 tahun mengikuti ujian di sekolah itu.

Murgia mengatakan bahwa guru-guru yang mengajar sungguh luar biasa dan ia menganggap teman sekelasnya seperti cucu sendiri.

Ia mengakui beberapa dari teman sekelasnya menemaninya pulang ketika hari sudah gelap.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah