''Kejadian ini jika dihubungkan dengan vaksin COVID-19 itu tidak benar, karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksinasi COVID-19,'' ungkap Prof Hanifah dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Baca Juga: Ucapan dan Pesan untuk Menyambut Lebaran Idul Fitri 2022 dari Jokowi dan Ibu Negara
Namun menurut Dicky Budiman, ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University, Australia, wabah itu mungkin terkait dengan COVID-19.
“Penyebab potensial munculnya hepatitis ini telah dikaitkan dengan adanya varian baru, atau mungkin sub-varian baru (virus) yang menyebabkan COVID-19. Tapi ini adalah sesuatu yang masih harus kita tunggu (untuk konfirmasi),” kata Budiman.
Menurut Budiman lebih lanjut, kematian yang terjadi pada anak-anak merupakan sinyal bahwa wabah misteri itu merupakan kasus yang serius dan kemungkinan akan terjadi lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Latar Belakang Ditemukan Hepatitis Akut
Saat ini dari pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa peningkatan signifikan telah terjadi karena penyakit hepatitis akut ini.
Baca Juga: Jakarta Mulai Lengang, Kabid Humas: Diprediksi 13 Juta Orang Akan Mudik Lebaran Idul Fitri 2022
Dilaporkan bahwa penyakit hepatitis akut ini menyerang anak-anak muda yang sebelumnya di Inggris, Irlandia, dan Belanda.
Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mempublikasi sebuah penelitian pada hari Jumat, 6 Mei di Rumah Sakit di Alabama, di mana sembilan anak dites dan positif terkena patogen adenovirus 41.