Sugirah juga berterima kasih kepada para pemuka adat dan warga masyarakat yang selama dua tahun terakhir rela bersabar dalam mematuhi protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 melanda.
"Setelah dua tahun terakhir, acara adat ini kita gelar secara tertutup, alhamdulillah, sekarang sudah bisa dibuka untuk umum. Ini tidak lain berkat saudara semua secara disiplin menaati prokes dan vaksinasi sehingga pandemi bisa ditangani dengan baik," jelasnya.
Ritual Seblang di Desa Olehsari ini digelar tiap pekan pertama bulan Syawal dalam kalender Hijriyah.
Tradisi ini diawali seorang pawang dengan membawa gadis sang penari Seblang menuju arena. Kemudian, gadis yang dipilih sebagai penari seblang dipasangkan omprok Seblang yang serupa mahkota rumbai-rumbai.
Baca Juga: Jelang Liga Selancar Paling Bergengsi Dunia, Bupati Ipuk Pimpin Rapat di Pantai Plengkung
Selanjutnya para pawang membacakan mantra yang diiringi gending Seblang Lukinto.
Sebuah lagu yang dipercaya sebagai sarana untuk memanggil roh leluhur Sang Hyang masuk ke dalam tubuh si penari.
Sang penari bukanlah orang sembarangan. Ia harus seorang gadis perawan yang memiliki hubungan darah dengan para penari Seblang sebelumnya.
Sang penari itu bernama Susi Susanti (21). Ia sudah ketiga kalinya didapuk sebagai penari Seblang Olehsari.