Sebab kedua dana tersebut tak sedikit. APBN mencapai Rp2.714 triliun, sementara APBD sebesar Rp1.970 triliun.
“APBN kita, APBD kita, anggaran yang ada di BUMN betul-betul harus kita pegang erat agar pemanfaatannya betul-betul fokus ke titik yang kita tuju. Karena uangnya besar sekali,” tuturnya.
Oleh karena itu, Jokowi meminta aparatur sipil negara selaku pengambil keputusan dan pelaksana untuk lebih mencermati pengeluaran APBN-APBD.
Baca Juga: Sambut Kebijakan Jokowi Soal Pelonggaran Masker, Bupati Ipuk: Rasakan Kesegaran Udara Banyuwangi
“Besar sekali, dan sekali lagi jangan APBN-APBD, jangan beli untuk barang-barang import. Dan saya lihat di sini ada eselon 1, eselon 2, sekda yang merupakan pengambil keputusan dan pelaksana. Policy besarnya iya. Ada di menteri, gubernur, bupati, wali kota. Tapi melaksanakan keputusan ada di bapak dan ibu semuanya,” sambungnya lagi.
Di sisi lain, Jokowi menyoroti pentingnya memanfaatkan produk buatan lokal.
“Yang paling penting sekarang adalah bagaimana produk-produk lokal, produk-produk unggulan bisa masuk pada E katalog lokal,” pungkas Jokowi.*** (Raider Satria Paulus/Pikiran Rakyat)