Pada hari Jumat, 15 Juli 2022, secara resmi Gotabaya Rajapaksa menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden Sri Lanka dan itu diterima oleh parlemen.
Pada hari yang sama Wickremesinghe dilantik sebagai penjabat presiden sementara dan mengumumkan keadaan darurat yang baru, tapi ketentuan hukum spesifik masih belum diumumkan oleh pemerintah.
Peraturan darurat sebelumnya telah digunakan untuk mengerahkan militer untuk menangkap dan menahan orang yang melakukan penggeledahan properti pribadi dan juga meredam protes publik.
Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, pada hari Senin pagi terpantau tenang dengan lalu lintas dan pejalan kaki di jalanan.
Dilaporkan juga bahwa, negara yang dilanda krisis telah menerima pengiriman bahan bakar untuk memberikan bantuan di tengah-tengah kekurangan.
Wickremesinghe selaku penjabata presiden sementara merupakan sekutu dari Rajapksa dan menjadi salah satu kandidat kuat menggantikan posisi presiden sebelumnya.
Akan tetapi, para demonstran memprotes agar Wickremesinghe juga angkat kaki dari pemerintahan Sri Lanka.
Baca Juga: Akibat Krisis Ekonomi di Sri Lanka, Warga Mengantre Berjam-jam untuk Dapatkan Bahan Bakar
Jika ia benar-benar terpilih sebagai presiden baru, maka itu akan menyebabkan kerusuhan yang berkepanjangan.***