Ipuk juga menambahkan bahwa untuk menjaga sejarah dan budaya Kerajaan Blambangan juga perlu dibuat sebuah aturan khusus untuk membuat bangunan khas Kerajaan Blambangan.
“Misalnya bangunan gapura yang ada di wilayah Kecamatan Kabat harus mencerminkan kekhasan Kerajaan Blambangan. Ini bisa menjadi penanda khas,” ungkapnya.
Sementara itu, tokoh adat setempat, Irwan Hidayat mengatakan bahwa acara ini merupakan agenda tahunan.
Acara tersebut digelar masyarakat Kecamatan Kabat untuk menelusuri sejarah kejayaan Kerajaan Blambangan yang berpusat di wilayah Kecamatan Kabat.
Baca Juga: Berbagi Nikmat Natal, BAMAG Banyuwangi Ajak Umat Rajut Harmoni
Untuk diketahui, di wilayah Kecamatan Kabat, dulunya merupakan salah satu pusat Kerajaan Blambangan.
Puing-puing bangunan benteng peninggalan Kerajaan Blambangan ditemukan di sejumlah desa di kecamatan ini, diantaranya di Desa Macanputih, Gombolirang, Benelan Lor, dan desa sekitarnya.
Di Desa Gombolirang juga terdapat situs petilasan salah satu Raja Blambangan, Prabu Tawangalun. “Petilasan ini merupakan suatu situs yang dulunya diyakini sebagai tempat pertapaan Prabu Tawangalun ketika memimpin Kerajaan Blambangan yang berpusat di Macanputih,” kata Irwan.
Napak tilas itu juga dimanfaatkan oleh siswa-siswa SD untuk mempelajari kembali sejarah Kerajaan Blambangan.
Sebelum diberangkatkan, mereka diajak mendengarkan kisah Prabu Tawangalun untuk kemudian mereka melihat langsung petilasan Prabu Tawangalun yang ada di Desa Gombolirang.***