Network
RINGTIMES BANYUWANGI, Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai suku, budaya, dan agama. Sehingga Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi pemersatu dari Sabang sampai Merauke.
Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk tetap melakukan toleransi khususnya dalam beragama. Hal ini yang diterapkan oleh masyarakat di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.
Perbedaan dapat mempererat hubungan kekeluargaan sehingga saling membantu dalam setiap acara keagamaan.
Baca Juga: Lantik 125 Anggota PPK Banyuwangi, Bupati Ipuk: Jalankan Tugas dengan Amanah
Tak ayal jika Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi mendapatkan gelar sebagai Desa Kebangsaan. Masyarakat tetap hidup rukun berdampingan yang terdiri dari suku Madura, Bali, Osing, dan Jawa. Desa Kebangsaan mencakup wilayah Patoman Barat, Patoman Timur, dan Blibis.
Selain itu, Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi miliki wilayah yang dijuluki sebagai Kampung Pancasila yang terletak di Dusun Patoman Tengah. Kampung Pancasila mendapatkan apresiasi dari berbagai pejabat pemerintahan.
Sebab Kampung Pancasila dapat hidup dengan rukun bahkan dalam satu rumah bisa terdapat multi agama.
Baca Juga: Kebut Turunkan Angka Stunting, Banyuwangi Siapkan Program Nutrisi Baduta
“Sebagai Kampung Pancasila sebab Dusun Patoman Tengah memiliki berbagai keberagaman. Keberagaman ini terdiri dari suku, agama, dan ras. Bahkan agama yang hidup berdampingan disini adalah Hindu, Kristen, Budha, dan Islam”, terang Kayan selaku Kelian Adat Banjar Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
Desa Kebangsaan dan Kampung Pancasila merupakan dua komponen yang berbeda. Jika Desa Kebangsaan terdiri dari berbagai wilayah yang dihimpun dalam satu desa. Sedangkan Kampung Pancasila hanya ada di Dusun Patoman Tengah. Namun selama acara-acara kebangsaan akan berpusat di Dusun Patoman Tengah.
