Hari Raya Kuningan, Umat Hindu Kota Banyuwangi Mohon Keselamatan

- 14 Januari 2023, 22:48 WIB
Ketua PHDI Kecamatan Banyuwangi I Gusti Ngurah Gunawan
Ketua PHDI Kecamatan Banyuwangi I Gusti Ngurah Gunawan /I Gusti Ngurah Gunawan

Di palinggih semua bangunan (pelangkiran) diisi gantung-gantungan, tamiang, dan kolem.

Untuk setiap rumah tangga membuat dapetan, berisi sesayut prayascita luwih nasi kuning dengan lauk daging bebek (atau ayam).

Tebog berisi nasi kuning, lauk-pauk ikan laut, telur dadar, dan wayang-wayangan dari bahan pepaya (atau timun).

Tebog tersebut memaki dasar taledan yang berisi ketupat nasi 2 buah, sampiannya disebut kepet-kepetan.

Jika tidak bisa membuat tebog, bisa diganti dengan piring.

Baca Juga: Lanjutkan Inovasi Banyuwangi Tanggap Stunting, Dinkes: Dua Basis Tiga Pilar

Sesayut Prayascita Luwih yang dasarnya kulit sesayut, berisi tulung agung (alasnya berupa tamas) atasnya seperti cili.

Bagian tengahnya diisi nasi, lauk-pauk, di atasnya diisi tumpeng yang ditancapkan bunga teratai putih, kelilingi dengan nasi kecil-kecil sebanyak 11 buah, tulung kecil 11 buah, peras kecil, pesucian, panyeneng, ketupat kukur 11 buah, ketupat gelatik, 11 tulung kecil, kewangen 11 pasucian, panyeneng, buah kelapa gading yang muda (bungkak), lis bebuu, sampian nagasari, canang burat wangi berisi aneka kue dan buah.

Sesajen ini dapat juga dipakai untuk sesajen Odalan, Dewa Yadnya, Resi Yadnya dan Manusa Yadnya.

Beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi, tamyang sebagai simbol penolak malabahaya serta kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur kita.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x