RINGTIMES BANYUWANGI – Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.
Syair juga dipenuhi dengan diksi yang indah dan memiliki makna yang dalam. Namun dengan penyampain yang singkat.
Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari buku Matahari Diwan Syams Tabrizi Terbang Bersama Cahaya Cinta dan Duka Cita pada Selasa, 9 Februari 2021.
Berikut syair cinta dari Syekh Jalaluddin Rumi:
Baca Juga: Puisi Zhafir Khairan Akalanka Berjudul IMITASI, Syair Kebangkitan
Syair Pertama
Jika kau kehilangan kehidupanmu dalam cinta,
Aku akan menjadi kehidupanmu, Cintamu.
Ini akanlah cukup bagimu,
Jika pencuri mengambil ikat kepalamu,
Aku akan menjasdi ikat kepala untukmu.
syair Kedua
O cinta, kau pecah aku menjadi potongan-potongan seperti berhala.
Aku akan seret engkau ke pengadilan.
Tak seorang pun memintaku menjadi saksi.
Aku adalah saksi, benar-benar tak berasalan.
Syair Ketiga
O para pecinta,
O aku akan mengubah lumpur menjadi perhiasan.
O para pemain musik,
O aku akan penuhi tamborinmu dengan emas.
Syair keempat
Cinta adalah cahaya malam-malam.
Pemisahan menyiapkan diri, matang untuk penyatuan.
O dia yang berjalan pada dadaku, Penyatuan adalah penangkal pemisahan.
Baca Juga: Sejarah Syekh Jalaluddin Rumi Seorang Tokoh Sufi
Syair Kelima
Aku mencintaimu dengan sepenuh Hati dan jiwaku.
Itulah dosaku.
Mengapa kau palingkan wajahmu
Dari wajah kuning pucatku?.
syair Keenam
O cinta, kau punya banyak nama berbeda
Di kalangan manusia.
Tetapi kemarin aku memberi-Mu nama yang lain.
Kusebut engkau
Rasa sakit yang tak ada obatnya.
Syair Ketujuh
Cinta nampak seperti mimbar kembang api,
Berhias untuk menjadi bentuk
Yang datang dan memotong jalan
Dari karavan Hati.
O anak muda, berilah waktu berbelas kasihan.
Syair Kedelapan
Cinta adalah segalanya.
Kita hanyalah potongan-potongan.
Cinta adalah samudra tanpa ujung.
Kita adalah tetes darinya.
Dia menyodorkan ratusan bukti.
Kita hanya bisa menemukan jalan kita hanya melalui mereka.
Baca Juga: 10 Syair Sufi Indah dan Mempesona dari Syekh Jalaludin Rumi
Syair Kesembilan
Apa yang kau pikirkan tentang Cinta?
Kau tak pernah mendengar tentang cinta, bahkan dari para pecinta.
Diamlah. Jangan mencoba merapal mantra.
Cinta bukanlah sebuah dongeng bukan juga permainan belaka.
Syair Kesepuluh
Cinta adalah secarik cahaya, agung,
sungai rahasia untuk diminum.
Menyucikan dan mengalir selamanya,
Api yang menyala, tak pernah padam.
Cinta pergi bersama penderitaan,
Tetapi itu adalah ynag paling agung.
Jika mereka katakan orang yang Mencintai bisa terbang,
Itu benar, jangan menyangkalnya.
Itu tadi syair cinta dari seorang sufi yang terkenal seluruh dunia. Bahkan syair-syairnya tidak hanya disukai oleh para umat muslim di dunia.
Banyak pemeluk dari agama lain juga menyukai syair-syair dari Syekh Jalaluddin Rumi ini.***