RINGTIMES BANYUWANGI - Sastra merupakan salah satu bagian dari kesenian yang dapat memberikan kesenangan, hiburan, dan kebahagiaan pada manusia.
Pandangan seseorang tentang sastra pada zaman dahulu dan zaman sekarang tentu sangatlah berbeda.
Tetapi akibat dari globalisasi dan perkembangan zaman yang menimbulkan keterbukaan informasi sehingga menjadikan remaja sekarang sanggup menjadikan sastra sebagai bagian dari gaya hidup dan kebanggaan mereka.
Baca Juga: Pemadam Kebakaran Rusia Berjuang untuk Menahan Kebakaran Hutan Semakin Besar
Remaja yang mencintai sastra merupakan aset yang sangat luar biasa bagi sastra Indonesia, karena dapat memberikan kontribusi yang sangat luar biasa bagi perkembangan sastra Indonesia ke depannya.
Banyak remaja yang berusaha keras, mencoba berbagai hal untuk mengembangkan potensi dan menemukan jati diri mereka. Dan sastra menjadi salah satu pilihan diantara sekian pilihan yang ada.
Saat ini sastra di Indonesia berkembang begitu cepat, terutama sastra remaja. Banyak penulis-penulis muda lahir.
Baca Juga: Opera Sabun Ramayan di Tahun 80an Jadi Momentum Penyebaran Isu Agama di Ayodhya India
Ledakan kepenulisan ini dapat dikatakan sebagai gejala kebangkitan yang cukup melegakan dan menggembirakan.
Kepopuleran yang didapat para penulis di usia muda ini sanggup mengilhami sekian remaja di Indonesia untuk bertarung masuk di dunia sastra dan dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya.
Dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya, remaja tersebut juga akan dapat memperoleh pengalaman menarik tentang kehidupan.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Umumkan Tambahan Anggaran Bansos Bagi Masyarakat dan Pelaku UMKM
Karena melalui sastra, pembaca remaja dapat menemukan pengalaman hidup.
Sastra akan mampu mengalihkan perhatian remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.
Banyak hal-hal positif yang dapat diambil. Berbeda dengan senjata.
Lebih dari itu, sastra lebih tajam daripada senjata.
Karena sastra mampu mengubah prinsip sosial manusia dan remaja khususnya.
Baca Juga: Islam, Penumbuh Subur Nasionalisme
Maka sudah saatnya para remaja menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya.
Sehingga apa terjadi sekarang tidak hanya terjadi sesaat tetapi dapat diabadikan sampai nanti dan bisa berlanjut.
Serta semakin banyak memberikan warna dan kemajuan bagi sastra Indonesia.***