Filosofi dari Nikmatnya Kopi Jaran Goyang Kemiren Banyuwangi, Kuasai Pasar Nasional

15 Januari 2021, 18:00 WIB
ilustrasi kopi /pixabay/

RINGTIMES BANYUWANGI – Jaran Goyang, dalam bahasa Jawa arti Jaran adalah Kuda jadi Jaran Goyang merupakan Kuda yang bergoyang-goyang. Akan tetapi asal usul nama dari Jaran Goyang bukan itu.

Konon, dahulu terdapat seorang wanita yang sangat jual mahal terhadap setiap pria yang menyukai-nya. Karena sulitnya mendapatkan cinta dari sang wanita, berbagai cara pun dilakukan oleh si pria untuk berupaya mendapatkan cinta sang wanita.

Termasuk menggunakan aji-aji Jaran Goyang, dengan mengucapkan mantra dan melemparkan kembang 7 rupa, hati si wanita akhirnya luluh dan balik mengejar-ngejar sang pria. Sehingga sang pria pun dengan mudah mendapatkan cintanya atau memikat wanita tersebut.

Baca Juga: ShopeePay Bagikan Lima Inspirasi Resolusi Tahun 2021

Dari penggalan cerita tersebut, memang tidak ada hubungannya dengan secangkir kopi. Namun dari sisi filosofi, Kopi Jaran Goyang memiliki karakter yang sangat luar biasa.

Cerita aji-aji jaran goyang di Desa Adat Kemiren kini dikenal sebagai sebuah nama dari jenis tarian. Memang ada banyak jenis tarian di wilayah jawa timur, seperti tari Padang Ulan, Jejer Gandrung, Jejer Jaran Dawuk, Gandrung Dor, Jaran Goyang, dan beberapa karya yang lainnya.

Seperti yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari jurnal Mamik Suharti tentang Tari Jaran Goyang: Simbol Pemikat Asmara, ide atau konsep penciptaan tari Jaran Goyang sendiri sangat erat kaitannya dengan potensi seni tradisional, pengalaman hidup, kepercayaan tentang Aji Jaran Goyang, serta lingkungan budaya masyarakat Banyuwangi.

Berbicara tentang budaya di Banyuwangi, memang tidak lepas dari tradisi ngopi. Di Desa Kemiren sendiri, budaya ngopi memang tak sebatas menikmati seduhan biji kopi.

Namun, ada pesan filosofis yang terkandung dalam tiap cangkirnya. ‘Dengan secangkir kopi, bisa menyatukan beragam perbedaan dan merekatkan tali persaudaraan’.

Sedangkan, untuk pengambilan nama kopi Jaran Goyang ini menurut Mastuki (38) adalah mengambil makna dari cerita yang ditampilkan dalam sebuah jenis tarian, yaitu tari Jaran Goyang.

Sesuai dari makna yang terkandung dalam filosofi aji-aji Jaran Goyang adalah tentang bagaimana cara memikat hati seseorang.

“Dengan filosofi tersebutlah pengambilan nama dari kopi Jaran Goyang diambil, harapannya bagi setiap orang yang tidak suka ngopi, setelah minum kopi Jaran Goyang bisa menjadi ketagihan sekaligus menjadi seorang pecinta kopi” ungkap Mastuki kepada Ringtimesbanyuwangi.com pada Jum'at, 15 Januari 2021, yang merupakan CEO dari produk kopi Jaran Goyang tersebut.

Untuk awal terciptanya sebuah produk kopi Jaran Goyang sendiri, Mastuki mengatakan dimulai sejak tahun 2013. Hingga sampai saat ini, kopi Jaran Goyang yang menggunakan jenis kopi robusta Banyuwangi dan arabika ijen telah menguasai pangsa pasar nasional.

CEO kopi Jaran Goyang menambahkan, bahwa saat masa pandemi Covid-19 ini omsetnya juga ikut terkena dampak dari segi penurunan omset.

Baca Juga: Kopi Hitam Ideal untuk Turunkan Berat Badan, Ini 4 Alasan yang Perlu Anda Ketahui

Baca Juga: Nikmati Seduhan Kopi Setiap Hari Dapat Tingkatkan Kesehatan Otak Hingga Cegah Stroke

“Kalau sebelum mewabahnya Covid-19 hingga ke Indonesia, omset perbulan saya itu bisa sampai dua puluh juta. Saat situasi pandemi seperti saat ini, omset saya pun juga ikut turun. Ya, seperempat persen lebih lah,” tutup Mastuki.(PEN)***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler