Teka - Teki Lokasi Keraton Majapahit Masih Terus Diperdebatkan

10 Februari 2021, 13:15 WIB
Ilustrasi lokasi Keraton Majapahit /Pixabay/astama81/

RINGTIMES BANYUWANGI – Pertanyaan dimana lokasi persis Keraton Majapahit berada, merupakan isu teka-teki klasik yang selalu menarik untuk dibahas.

Bahkan lebih dari satu abad lamanya, sejumlah arkeolog berusaha mencari keberadaan Keraton Majapahit, namun belum membuahkan hasil permanen.

Pada mumnya mereka mengetahui lokasinya berada di Trowulan, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 50 km, sebelah barat daya kota Surabaya.

Akan tetapi, hal yang disayangkan pada saat ini adalah hanya ditemukan reruntuhan beberapa batu bata bekas bangunan dan jalan.

Selain itu juga ada bekas-bekas penggalian lama dari para pemburu harta karun, dan peninggalan sejarah semasa kolonial juga ikut nampak terlihat di sana.

Baca Juga: Tanpa Peran Maha Patih, Kerajaan Majapahit Tidak Pernah Lahir

Ada seorang peneliti independen sstudi jawa kuno dan sanksakerta yang berasal dari Belanda.

Peneliti itu bernama Amrit Gomperts, dirinya memperkirakan bahwa lebih dari lima juta meter kubik tanah beserta segala isinya telah lenyap dari situs Trowulan sejak 1816.

Sebagai bentuk dampak dari pemburuan harta karun yang terjadi pada zaman kolonial, membuat keberadaan situs semakin sulit ditemukan.

Tahun 1941, Kepala Badan Arkeologi Hindia Belanda Willem Frederik Stutterheim (1892-1942) berhasil membuat denah rinci rekonstruksi Keraton Majapahit.

Tetapi dalam catatan monografnya dia sama sekali tidak memberitahukan di mana lokasi tepatnya.

Baca Juga: Koin Kuno Picis atau Kepeng dan Peredarannya pada Masa Majapahit

Teka-teki inilah yang membuat tiga orang peneliti, pada 2008, berkolaborasi untuk menemukan  lokasi Keraton Majapahit berdasarkan denah Stutterheim dengan dibantu berbagai sarana pelacakan terkini.

Mereka adalah Amrit Gomperts seorang peneliti manuskrip kuno, Arnoud Haag yang ahli di bidang hidrologi dan irigasi, serta sejarawan Peter Carey.

Seperti yang dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari channel Youtube Asli Mojokerto pada Selasa 9 Februari 2021 menerangkan, untuk sumber refrensi, ada beberapa rujukan yang bisa dijadikan bahan penelitian guna mengungkap dimana letak Keraton Mjapahit sebenarnya.

Seperti hasil identifikasi sejarah dari Captain Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar (1785-1869), Sir Stamford Raffles (1781-1826).

Kemudian dari hasil identifikasi tersebut selanjutnya pada 1815 merupakan bagian Wardennaar’s melakukan penelitian yang menghasilkan peta dan deskripsi dari bangunan yang ada di Trowulan.

Baca Juga: Luangkan Waktu Anda untuk Berkunjung ke Tempat Peninggalan Kerajaan Majapahit

Hasil penelitiannya tersebut kemudian diserahkan kepada Sir Stamford Raffles. Ini menunjukan bahwa sebenarnya rujukan dari peta hasil penelitan Wardenaar merupakan kolaborasi sebuah penelitian.

Jelaslah jika kemudian, penelitian-penelitian yang sebenarnya dilakukan menggunakan sistem refrensi atau rujukan yang sama. Misalnya seperti karaya agung si Raffles yang berjudul History of Java.

Bahkan sangking banyaknya penelitian yang menggunakan refrensi dari hasil laporan Werdenaar kepada Raflles, buku-buku sejarah pun akhirnya ditulis dan diterbitkan jika Trowulan lah lokasi Keraton Majapahit.

Padahal, ada ketidak sinkronan yang sampai sekarang menjadi pertentangan dari sejumlah arkeolog dan para sejarawan sendiri.

Fakta yang yang paling menohok tentang wilayah asli Keraton Majapahit adalah karya Mpu Prapanca yang tidak menyelesaikan catatannya.

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Suku Jawa di Indonesia

Secara garis besar mpu Prapanca hanya mencatat fakta sejarah sekitar 40 persen tanpa mencatat adanya tembok pembatas wilayah kerajaan.

Dan 60 persen sisanya tidak pernah dicatatnya lagi. Akhirnya hasil penelitian-penelitian selanjutnya sebenarnya merujuk pada ketidak lengkapan dan merupakan sebuah bentuk tafsiran.***

 

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler