Sejarah Bung Karno Menangis Saat Menandatangani Surat Eksekusi untuk Sahabatnya

2 Agustus 2021, 08:53 WIB
Sempat terjadi pergolakan hebat dalam batin Presiden Soekarno saat harus menandatangani surat ekseskusi mati untuk sahabatnya /Tangkap layar Youtube Tukang Kliping/

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Sempat terjadi pergolakan hebat dalam batin Presiden Soekarno atau Bung Karno saat harus menandatangani surat ekseskusi mati untuk sahabatnya.

Sahabat Bung Karno yang harus dijatuhi hukuman mati tersebut adalah Kartosoewirjo, dilansir dari berbagai sumber pada hari Senin, 2 Agustus 2021.

Bung Karno dan Kartosoewirjo adalah sahabat karib yang sama-sama berguru kepada Hadji Oemar Said atau HOS Tjokroaminoto di kawasan Peneleh, Surabaya.

Meskipun mereka sering saling ejek, namun Bung Karno cocok untuk berdiskusi dengan Kartosoewirjo.

Kartosoewijo merupakan seorang imam besar Negara Islam Indonesia atau NII.

Baca Juga: Keramatnya Weton dari Ir. Soekarno yang Menyimpan Cerita Unik, Kamis Pon

Ia melakukan pemberontakan kepada pemerintahan Presiden Soekarno dan harus menerima hukuman mati.

Salah satu alasan Kartosoewirjo melakukan pemberontakan yaitu ingin mendirikan NII dan merubah tatanan pemerintahan.

Menurutnya, ideologi yang sesuai dengan Al-Quran harus diterapkan di Indonesia dan ia menolak ideologi pancasila.

Pemberontakan Kartosoewirjo berhasil ditumpas.

Ia ditangkap oleh pasukan TNI di Gunung Geber, Jawa Barat pada tanggal 4 Juni 1962.

Ia kemudian dijatuhi hukuman mati.

Baca Juga: Juni Adalah Bulan Soekarno, dari Lahir hingga Wafat

Hal yang menyedihkan adalah surat hukuman mati itu ditandatangani oleh sahabat karibnya yang tak lain adalah Presiden Soekarno.

Tanpa tanda tangan dari Bung Karno, tentu Kartosoewirjo tidak akan ditembak mati.

Proses eksekusi terhadap Kartosoewijo tertunda hingga tiga bulan.

Hal ini dikarenakan Bung Karno selalu menyingkirkan berkas kertas vonis hukuman mati atas diri Kartosoewirjo, manakala berkas itu berada di atas meja kerjanya.

Peristiwa itu sempat membuat Bung Karno frustasi dan akhirnya melemparkan berkas vonis tersebut ke udara dan bercecer di lantai ruang kerjanya.

Baca Juga: Frederik Soekarno, Cucu Bung Karno yang Viral Karena Paras Bulenya

Akhirnya pada September, 1962, setelah sekian lama termenung di meja kerjanya, Bung Karno menggoreskan tinta tangannya di atas berkas vonis Koartosoewirjo.

Bung Karno selalu mengambil selembar foto Kartosoewijo dan menatapnya lama-lama.

Saat melihat foto sahabatnya itu, Presiden Soekarno tersenyum dan berkata seperti demikian.

“Sorot matanya masih tetap. Sorot matanya masih sama. Sorot matanya masih menyinarkan. Sorot mata seorang pejuang,” ucap Bung Karno.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler