Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional Indonesia yang Tragis di Akhir Hayatnya

4 Agustus 2021, 13:16 WIB
Berikut biografi Tan Malaka atau pahlawan nasional Indonesia yang memiliki akhir hayat yang tragis kerena ditembak mati pada tahun 1949. /Instagram/@infotanmalaka

RINGTIMES BANYUWANGI – Simak biografi Tan Malaka atau pahlawan nasional Indonesia yang memiliki akhir hayat yang tragis.

Tan Malaka ditembak mati pada tahun 1949 dan lenyap di kaki Gunung Wilis.

Dilansir dari berbagai sumber pada hari Rabu, 4 Agustus 2021, menyebutkan bahwa Tan Malaka adalah sosok yang sangat menentang keras diplomasi Belanda yang merugikan Indonesia.

Baca Juga: Simak Fakta Sejarah Sistem Pendidikan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang

Sutan Ibrahim atau yang lebih dikenal Tan Malaka lahir di Negeri Padam Gadang, Gunuang Omeh, Sumatera Barat pada tanggal 2 Juni 1897.

Tan Malaka adalah seorang pejuang sekaligus pemikir kemerdekaan Indonesia.

Tan Malaka memiliki nama asli Sutan Ibrahim yang dibesarkan di lingkungan keluarga islami.

Baca Juga: Fakta Sejarah Sistem Pendidikan Indonesia di Masa Kolonial Belanda, Pribumi Didiskriminasi

Sebutan Tan Malaka merupakan gelar yang diberikan keluarganya karena memiliki garis keturunan yang terpandang melalui garis ibunya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Kweekschool atau sekolah guru negara, yang berada di Bukittinggi, ia melanjutkan pendidikannya di Kweekschool di Harleem, Belanda pada tahun 1913.

Saat itu usia dari Tan Malaka masih 16 tahun.

Baca Juga: Sejarah Bung Karno Menangis Saat Menandatangani Surat Eksekusi untuk Sahabatnya

Kesadaran akan kekhawatiran Tan Malaka terhadap adanya penjajahan, penindasan, dan ketidakadilan yang terjadi di negaranya, membuatnya berpikir tentang bagaimana cara untuk melawan kolonialisme.

Akhirnya melalui buku-buku yang ditulis oleh Karl Mark, Fried Rich, dan Vladimir Lenin, Tan Malaka mulai tertarik dengan pemikiran sosialisme-komunisme.

Bukan tanpa alasan, dengan adanya sosialisme-komunisme inilah, Tan Malaka berharap kelak akan membebaskan kolonialisme Belanda terhadap kaum pribumi melalui dunia pendidikan.

Karena menurutnya, sosialisme-komunisme adalah alat perjuangan yang bisa melawan penindasan.

Baca Juga: Diprediksi Sebagai Calon Pengganti Shinzo Abe, Berikut Biografi Shigeru Ishiba

Seiring berjalannya waktu, Tan Malaka bertemu dengan Hank Sneevliet pendiri ISDV, yakni organisasi yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Karena pertemuannya dengan Hank Sneevliet, Tan Malaka bergabung dengan SDOV atau Asosiasi Demokratik Sosial Guru.

Setelah lulus dari SDOV, ia kembali ke kampung halamannya di Sumatera Barat.

Tidak lama kemudian pada bulan Januari 1920, Tan Malaka mendapat tawaran dari Dr. Janseen untuk mengajar anak-anak diperkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Utara.

Baca Juga: Cek Fakta Sejarah Kemerdekaan Indonesia: Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?

Di sana, Tan Malaka mengajar bahasa melayu.

Selain mengajar, Tan Malaka juga mengajar beberapa propaganda subversif untuk para kuli dan propaganda ini dikenal sebagai deli spoor.

Selama masa mengajar, Tan Malaka mengamati dan memahami penderitaan serta keterbelakangan hidup kaum pribumi di Sumatera.

Baca Juga: Biografi Soekarno, Sang Proklamator Indonesia

Tan Malaka juga berhubungan dengan ISDV dan terkadang juga menulis untuk media massa.

Salah satu karya Tan Malaka yang terkenal adalah ‘Tanah Orang Miskin’ yang menceritakan tentang perbedaan mencolok dalam hal kekayaan kaum kapitalis dan pekerja.

Seiring berjalannya waktu, Tan Malaka mencalonkan diri sebagai volksraad dalam pemilihan mewakili kaum kiri pada tahun 1920.

Baca Juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945, Melihat Peran Jepang dalam Kemerdekaan

Namun akhirnya Tan Malaka mengundurkan diri pada tanggal 23 Februari 1921 tanpa alasan yang jelas.

Setelah mengundurkan diri dari anggota volksraad, Tan Malaka membuka sekolah di Semarang atas bantuan Darsono atau Tokoh Sarekat Islam Merah.

Sekolah di Semarang itulah disebut sekolah rakyat yang memiliki kurikulum seperti di Uni Soviet.

Baca Juga: Biografi Prayuth Chan-O-cha, Perdana Menteri Thailand

Tan Malaka meninggal pada tahun 1949 setelah menjadi kejar-kejaran hingga ditembak mati karena menentang diplomasi Belanda.

Kemudian pada tahun 1963, Tan Malaka mendapat gelar pahlawan nasional oleh presiden Soekarno.***

 

 

 

Editor: Indah Permata Hati

Tags

Terkini

Terpopuler