Sejarah Kopi di Indonesia, Ternyata Bukan Komoditas Asli Tanah Air

1 Januari 2022, 16:06 WIB
Bukan Komoditas Asli Indonesia, Inilah Sejarah Kopi di Indonesia /eliasfalla/Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Kopi di Indonesia saat ini menjadi salah satu komoditas lokal terbesar, bahkan hampir setiap daerah masing-masing memiliki kopi khas mereka.

Besarnya komoditas kopi di Indonesia membuat orang awam mengira bahwa biji penghasil minuman tersebut adalah kekayaan asli nusantara.

Namun faktanya, kopi ditemukan di Ethiopia pada abad 800 sebelum masehi dan disebarkan ke Arab, sebelum akhirnya terkenal di Eropa.

Baca Juga: Sejarah Hotel Niagara Lawang yang Berusia 123 Tahun, Pemilik Lift Pertama di Indonesia pada Masanya

Lalu bagaimana awal-mula kopi bisa sampai di Indonesia?

Dilansir dari kanal Youtube Embos Stream pada Sabtu, 1 Januari 2022 mengatakan bahwa kopi pertama kali dibawa oleh Belanda pada tahun 1669.

Belanda membawa kopi dari Malabar ke India untuk kemudian dibawa ke Pulau Jawa dan dibudidayakan di Batavia.

Kopi pertama kali ditanam pada perkebunan di daerah Kedawung, namun karena terjadi banjir besar upaya tersebut gagal.

Baca Juga: Sejarah Kopi Arabika dan Robusta, Mendunia dari Afrika

Pemerintah Belanda tidak pantang menyerah, mereka kembali mendatangkan kopi hasil stek di perkebunan Malabar pada tahun 1699.

Kopi Arabika yang ditanam di Batavia tersebut berhasil, pada tahun 1706 sampel kopi hasil panen di perkebunan Batavia dikirimkan menuju Belanda untuk diteliti.

Kopi tersebut memiliki kualitas yang baik, sehingga pemerintah Belanda mengembangkan penanaman kopi tersebut hingga pulau di luar Jawa.

Upaya tersebut membuat Indonesia sempat menjadi pemasok utama biji kopi di seluruh dunia.

Baca Juga: 5 Manfaat Bubuk Kopi yang Belum Banyak Diketahui, Bisa Dijadikan Pupuk Tanaman

Namun, pada tahun 1878, terjadi hama karat daun yang menyerang seluruh perkebunan kopi di Indonesia.

Belanda tidak kehabisan akal menghadapi permasalahan tersebut, mereka lalu mendatangkan kopi berjenis Liberika yang diharapkan dapat memiliki ketahanan yang lebih tinggi daripada Arabika.

Tetapi, upaya tersebut tidak berhasil. Kopi Liberika tetap tidak memiliki ketahanan yang kuat untuk tidak terserang hama karat daun.

Selanjutnya, pemerintah Belanda pada tahun 1807 mendatangkan kopi jenis lain, yaitu Robusta. Kopi ini memiliki ketahanan yang lebih tinggi karena dapat bertahan dalam cuaca ekstrim.

Baca Juga: Cara Mendeteksi Santet Menggunakan Satu Gelas Kopi Hitam, Sangat Mudah

Kopi Robusta berhasil bertahan dari hama karat daun. Nah, sejak saat itulah kopi di Indonesia lebih banyak berjenis Robusta.

Hingga saat ini, kopi masih dibudidayakan di Indonesia dan menjadi salah satu komoditas terbesar. ***

Editor: Shofia Faridatuz Zahra

Tags

Terkini

Terpopuler