Dalih Pembunuhan Massal G 30 S PKI, Siapa Dalang Dibalik Peristiwa Itu

5 September 2020, 15:22 WIB
Ilustrasi G 30 S PKI.* /pikiran-rakyat.com/

RINGTIMES BANYUWANGI – Bagi kalangan sejarawan, gerakan 30 september 1965 atau lazim disebut G 30 S PKI tetap merupakan misteri.

Jhon Roosa dalam buku ‘Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto’ menjelaskan sukar dipercaya bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) yang beranggotakan orang-orang sipil dapat memimpin sebuah operasi militer.

Menurutnya, bagaimana mungkin orang sipil dapat memerintah personil militer untuk mengikuti kemauan mereka?

Baca Juga: Fakta atau Hoaks, Beredar Ucapan Rieke Diah Pitaloka yang Menyatakan Bahwa Ia Seorang PKI

Bagaimana mungkin sebuah partai yang terorganisasi dengan baik, dengan reputasi sebagai partai yang berdisiplin tinggi, merencanakan tindakan amatiran semacam itu?

Namun di pihak lain, Sukarno dipercaya bahwa G 30 S, seperti dinyatakan dalam siaran radio pertama “semata-mata dalam tubuh Angkatan Darat”, karena memang dalam peristiwa pemberontakan itu ada beberapa tokoh PKI yang terbukti ikut memimpin G 30 S bersama beberapa orang perwira militer.

Sejak hari pertama Oktober 1965, perdebatan siapa dalang dibalik peristiwa Gestapu itu tak kunjung reda hingga kini.

Baca Juga: Peristiwa 5 September, Vokalis Queen Freddie Mercury Lahir di Tanzania

Apakah para perwira militer itu bertindak sendiri, sebagaimana yang mereka nyatakan, kemudian mengundang atau bahkan menipu beberapa tokoh PKI agar membantu mereka?

Ataukah, justru PKI yang menggunakan sementara perwira militer sebagai alat perencana mereka, sebagaimana yang dikatakan Soeharto.

Atau, adakah semacam modus vivendi antara para perwira militer tersebut dengan PKI?

Buku tersebut juga menyinggung perdebatan di sekitar hubungan Suharto dengan G 30 S. Bukti-bukti tidak langsung memberi kesan bahwa perencana G 30 S setidaknya mengharapkan dukungan Suharto.

Baca Juga: FAKTA atau HOAX, Beredar Kabar Julukan Kadrun Berasal dari PKI untuk Sudutkan Islam

Mereka tidak mencantumkan Suharto dalam daftar jenderal yang akan diculik, dan juga tidak menempatkan pasukan di sekeliling markasnya.

Menurut buku ‘Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto’, dua perwira di antara pimpinan G 30 S adalah sahabat-sahabat pribadi Suharto.

Masih menurut Jhon Roosa, salah seorang, yaitu Kolonel Latief mengaku memberi tahu Suharto tentang G 30 S sebelumnya dan mendapat restu darinya secara diam-diam.

Tapi benarkah Suharto diberitahu sebelumya? Informasi apa yang diberikan G 30 S kepadanya? Apa tanggapan Suharto terhadap informasi itu? Apakah Ia menjanjikan dukungan atau melangkah lebih jauh dan membantu merencanakan operasi G 30 S? Atau apakah Ia dengan licik menelikung G 30 S agar dapat naik ke tampuk kekuasaan?

Baca Juga: Hoaks atau Fakta, Sempat Putar Film G30S/PKI, Helmy Yahya Dipecat Sebagai Dirut TVRI

Sampai sekarang dokumen utama yang ditinggalkan G 30 S hanyalah empat pernyataan yang disiarkan RRI pusat pada pagi dan siang hari 1 Oktober 1965.

Pernyataan-pernyataan itu menampilkan wajah G 30 S di depan publik dan tentu saja tidak mengungkap pengorganisasian dibalik layar dan tujuan yang mendasarinya.

Sesudah tertangkap, para pimpinan kunci G 30 S tidak mengungkap banyak hal. Kesaksian mereka di depan pengadilan atau lebih dikenal dengan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) lebih mencerminkan keterdesakan untuk menolak segala dakwaan, ketimbang menjelaskan secara rinci tentang bagaimana dan mengapa G 30 S dilancarkan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta, Gedung Markas PKI Dikabarkan Telah Direnovasi di Jakpus

Para terdakwa memilih tutup mulut, berbohong, tidak sepenuhnya berkata benar, dan menghindar demi memilih melindungi diri sendiri dan kawan-kawan mereka, atau melempar kesalahan kepada orang lain.

Tidak satu orang pun, yang dibawa ke Mahmilub dibebaskan dari tuntutan. Dari lima orang pimpinan utama G 30 S, kecuali satu orang, semua dinyatakan terbukti berkhianat, dijatuhi hukuman mati, dan dieksekusi oleh regu tembak.

Sehingga dengan demikian, kematian mereka itu, menutup setiap kemungkinan mereka muncul kembali dengan keterangan baru yang lebih rinci yang akurat tentang gerakan mereka.

Baca Juga: Nasib Rakyat Timor Leste, Merasa ‘Dirampok’ Australia Menyesal Pisah dengan NKRI

Gerakan 30 September dengan begitu telah menghamparkan sebuah misteri yang tak terpecahkan bagi para sejarawan.

Oleh karena G 30 S dan pembasmiannya merupakan tindakan-tindakan yang dirancang secara rahasia, sehingga sumber-sumber informasi yang lazim dipakai oleh sejarawan, yakni surat kabar, majalah, dokumen pemerintah, dan famplet tidak dapat membantu.

Gerakan 30 September adalah sebuah misteri pembunuhan yang pemecahannya akan membawa implikasi sangat luas bagi sejarah nasional Indonesia.

Hal-hal yang dipertaruhkan dalam “kontroversi tentang dalang” dibalik peristiwa itu sungguh besar.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler