Baca Juga: TIM DVI Mulai Identifikasi 16 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 di RS Polri
Pulau Tarakan merupakan pulau kecil yang hanya berdiameter 25 mil persegi dengan sumur-sumur mintak yang berada di kedalaman relative rendah, yakni 50 hingga 300 meter di bawah permukaan tanah.
Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari anri.go.id pada 11 Januari 2021, Pamoesian di sisi barat pulau menjadi lokasi pengeboran utama sebelum perang, di mana sekitar 700 sumur minyak didirikan oleh Perusahaan Minyak Batavia (Belanda).
Perlu diketahui bahwa di sekitar lokasi pengeboran juga telah didirikan kawasan penduduk dan perumahan bagi karyawan tambang minyak tesebut, yang mayoritas adalah warga Eropa dan warga China.
Meskipun kecil, Pulau Tarakan merupakan salah satu pulau dengan jumlah produksi minyak yang besar dan pertambangan serta pengeboran yang besar-besaran.
Selama sebelum terjadinya perang Tarakan yang terjadi pada 11-12 Januari, pulau kecil tersebut memiliki banyak fasilitas seperti bandara dengan landasan pacu 1.500m dan pelabuhan besar di bagian barat pulau.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi PDIP, Jokowi Beri Apresiasi Kader Usung Jakarta Bersih
Rencana awal pasukan Belanda sebelum tahun 1941 telah menyerukan pertahanan ladang minyak dan instalasi dengan segala cara.
Jika dianggap tidak mungkin untuk melakukannya, pasukan Belanda harus menolak penggunaan mesin penghasil minyak Tarakan oleh musuh, yakni Jepang sebelum mundur ke daratan Kalimantan.
Salah satu rintangan utama dalam pertahanan Tarakan adalah ketidaksesuaian lapangan udaranya untuk menampung baik pejuang maupun pembom.