Hasil penelitian melaporkan bahwa dalam dua minggu terkahir sebelum terjadi kebarakan Black Saturday, Victoria telah mengalami gelombang panas yang parah.
Pada waktu peristiwa kebakaran, Melbourne memiliki suhu lebih dari 43 derajat selama tiga hari berturut-turut.
Selain itu, cuaca di Australia juga telah dikombinasikan dengan efek kekeringan jangka panjang, kondisi risiko kebakaran yang ekstrem tercipta saat Melbourne mencapai 46 derajat pada 7 Februari.
Baca Juga: Kian Memanas, Australia Akui Negaranya Sedang ‘Berperang’ Melawan Tiongkok
Kobaran api semakin meraja lela setelah hembusan angin dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam berubah arah di sore hari.
Akibatnya, kobaran si jago merah pun tak dapat diprediksi hingga sebabkan kebaran terparah yang menghabiskan sebagian besar hutan Australia.***