Sutterheim, Salah Satu Tokoh Dibalik Misterinya Lokasi Keraton Majapahit

- 10 Februari 2021, 20:30 WIB
Stutterheim, Ilmuwan purbakala Belanda.
Stutterheim, Ilmuwan purbakala Belanda. /Ensiklopedia Jakarta/

RINGTIMES BANYUWANGI – Teka-teki sejarah lokasi Keraton Majapahit terkendala dari berbagai alasan. Termasuk rahasia yang disembunyikan oleh Stutterheim.

Stutterheim merupakan ilmuwan dan ahli purbakala Belanda. Dia dilahirkan di Rotterdam pada 27 September 1892.

Stutterheim menimba ilmu sastra dan sejarah kesenian di Utrecht, pada masa perang dunia ke satu. Dan dia juga sempat memasuki dinas militer.

Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu

Pada 1924 diusianya yang ke 32 tahun, berada di bawah bimbingan NJ Krom Stutterheim menempuh ujian doktor dengan disertasi Rama Relief Und Rama Legenden, dan lulus dengan judisium cumlaude.

Setelah menyelesaikan studinya, Stutterheim kemudian berlanjut kerja di Dinas Purbakala sejak September 1924.

Dan pada awal 1926 dia telah resmi diangkat sebagai Direktur Pendidikan dan Peribadatan serta memimpin lembaga pendidikan di Yogyakarta.

Kinerja Stutterheim saat berada di Dinas Purbakala, ia mulai mengadakan inventarisasi kepurbakalaan di sejumlah wilayah nusantara.

Baca Juga: Teka - Teki Lokasi Keraton Majapahit Masih Terus Diperdebatkan

Seperti yang dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari situs resmi Jakarta-tourism.go.id pada Rabu 10 Februari 2021 menyatakan Laporan Stutterheim berjudul Oudheden Van Bali dan Het Uode Rijk Van Pedjeng terbit tahun 1929-1930.

Di dalam isi buku tersebut, ia mulai memperkenalkan mantra-mantra Budha dalam bentuk tablet tanah liat yang banyak jumlahnya di wilayah Bali.

Stutterheim dikenal sangat tajam dalam melakukan berbagai penelitiannya. Dirinya melakukan analisa sejumlah candi di tanah Jawa.

Baca Juga: Tanpa Peran Maha Patih, Kerajaan Majapahit Tidak Pernah Lahir

Namun penting untuk diketahui jika Stutterheim tidak sempat menyaksikan hasil sejumlah penelitiannya yang dipublikasikan. Dia meninggal pada 1942.

Kematiannya karena pendarahan pembuluh darah di kepala Stutterheim. Catatan penelitiannya sendiri baru dipublikasikan pada 1948.

Sementara rekonstruksi Stutterheim tentang situs Majapahit, dasari dari terjemahan dan interpretasi dia terhadap deskripsi yang ditulis oleh Prapanca dalam Negarakretagama.

Sumber lain menyebutkan jika Stutterheim menggabungkan interpretasi itu dengan pengetahuan dia yang luas tentang arsitektur keraton Jawa dan Bali.

Baca Juga: Koin Kuno Picis atau Kepeng dan Peredarannya pada Masa Majapahit

Bahkan dia berargumen, jika rancangan Keraton Yogyakarta dan Puri Klungkung asalnya dari Keraton Majapahit.

Tetapi dalam paparannya yang kemudian sekarang menjadi misteri adalah, dia tidak mau mengungkap dengan detail lokasi dia melakukan penelusuran.

Yang pasti Stutterheim sebenarnya mendasarkan dirinya pada penjelasan Prapanca.

Namun entah karena alasan apa yang membuat dia tidak mengungkap jejak lokasi penelusurannya.

Hal penting yang wajib kita ketahui adalah, bahwa pada saat Stutterheim melakukan penelitian, Belanda sedang dibayangi ancaman inflasi dari Jepang yang sedang meluaskan kekuatannya di Asia Pasifik.

Baca Juga: Luangkan Waktu Anda untuk Berkunjung ke Tempat Peninggalan Kerajaan Majapahit

Tingginya tekanan akibat perang telik sandi antara pemerintah Hindia Belanda dan agen-agen, yang kemudian dijadikan alasan saat ini.

Padahal adanya berbagai pihak yang saling berkepentingan di masa Hindia Belanda, membuat Stutterheim menyembunyikan hasil penelusurannya.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Ensiklopedia Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x