Kedatangan Etnis Tionghoa Ke Nusantara dan Pengaruh Kebudayannya

- 11 Februari 2021, 21:55 WIB
ILUSTRASI etnis Tionghoa.
ILUSTRASI etnis Tionghoa. /Pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI – Keberadaan etnis Tionghoa di nusantara sebenarnya sudah cukup lama, namun hingga kini etnis Tionghoa masih dianggap sebagai pendatang.

Sejarah etnis Tionghoa masuk ke Indonesia memang dikenal panjang. Perihal kedatangannya di nusantara bahkan  jauh sebelum Belanda tiba.

Sejak awal abad ke lima masehi, pada 4014 merupakan tahun dimana etnis Tionghoa terdampar ke Pulau Jawa.

Alasan terdamparnya sejumlah etnis Tionghoa ke nusantara tepatnya di Pulau Jawa, dilatar belakangi karena mereka hendak melakukan pelayaran ke Hindia.

Baca Juga: ShopeePay dan Kitabisa.com Berbagi Kebahagiaan di Bulan Kasih Sayang Melalui Gerobak Usaha

Namun pada waktu itu masih sedikit sekali keberadaan etnis Tionghoa di tanah Jawa. Kemudian pada 1644 masa kekaisaran dinasti Ming mengalami keruntuhan.

Selanjutnya digantikan oleh kekaisaran dinasti Cing, yang berkuasa menggantikannya.

Pada masa kekaisaran dinasti Cing inilah jalur imigran se-asia tenggara dibuka. Dan pada saat itulah penyebaran etnis Tionghoa mulai menyebar se-asia tenggara termasuk ke Indonesia.

Adanya etnis Tionghoa yang mulai menduduki nusantara kala itu diwarnai dengan aktivitas perdagangan, pertanian dan pertukangan.

Bahkan kedatangan etnis Tionghoa ke Indonesia jauh sebelum Belanda datang. Dan tentunya tidak terlepas dari jaman kerajaan-kerajaan di Jawa.

Baca Juga: Konflik di Kongo Memakan Korban, Merupakan Ketegangan Etnis Warisan Tahun 90an

Pada saat itu kedatangan etnis Tionghoa ke daratan nusantara tidak lain karena urusan perdagangan.

Namun dari kesemuanya, mereka tidak ada yang membawa keluarganya. Dikarenakan pada saat itu kaum perempuan dilarang untuk pergi meninggalkan Tiongkok.

Akhirnya, karena banyak sekali imigran dari Tionghoa yang menetap dan membaur dengan masyarakat pribumi nusantara, terjadilah perkawian diantara kedua etnis tersebut.

Baca Juga: Peduli, Etnis Tionghoa agar Selalu Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

Kedatangan etnis Tionghoa banyak sekali ditemukan dalam prasasti di Jawa. Disebutkan dalam sebuah prasasti yang pernah ditemukan, ada suku asing dengan istilah juru Cina.

Prasasti yang pernah ditemukan tersebut bebahan dasar dari perunggu, pada 8060 yang berlokasi, saat ini masuk dalam wilayah propinsi Jawa Timur.

Dalam prasasti itu juga diartikan istilah juru Cina merupakan salah satu etnis pendatang yang memiliki jabatan penting.

Selain penemuan prasasti itu, telah ditemukan pula motif kain berbahan sutera Tiongkok, ditemukan pada relief candi sewu juga menjadi bukti pengaruh kebudayaan Tionghoa.

Baca Juga: Etnis di Tiongkok Bersatu, Berjanji Tidak Tinggalkan Muslim Minoritas

Karena itulah, banyak para perantau asal Tiongkok yang menetap di nusantara dan tidak pernah kembali ke negeri asalnya.

Bahkan dari sisi bahasa, makanan dan pakaian mereka banyak yang mengikuti budaya nusantara. Dan para perantau akhirnya banyak yang mengikuti adat dan kebudayaan pribumi.

Seperti yang dikutip dari Ringtimesbanyuwangi.com dari chanel akun Youtube Marga Tjioe pada Kamis 11 Februari 2021, yang menyebutkan pada 1683, sekitar 5000 orang Tionghoa tiba di Batavia atau sunda kelapa. Pengikut laksamana ChengHo juga mencatat sejarah mengenai etnis Tionghoa.

Pengikut laksamana Cheng Ho menyatakan jika banyak pedagang muslim asal Tionghoa yang tinggal di ibu kota kerajaan Majapahit pada abad ke-15.

Baca Juga: Usai Dituduh Inggris Langgar HAM Etnis Uighur, China Ancam Lakukan Aksi Balasan

Semenatara itu para sejarahwan juga mencatat, jika pendiri kesultanan Demak yakni Raden Patah juga masih memiliki darah Tiongkok.

Bahkan jaman para wali yang menyebarkan agama islam di Jawa, masih banyak yang berdarah tiongkok.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x