Kisah Menggetarkan Hati Bung Karno di Bengkulu Selama Masa Pengasingannya

- 30 Mei 2021, 13:41 WIB
Presiden serta Proklamator pertama di Indonesia yakni Bung Karno merupakan sosok yang gigih dalam memerdekakan Indonesia dari tangan Belanda.
Presiden serta Proklamator pertama di Indonesia yakni Bung Karno merupakan sosok yang gigih dalam memerdekakan Indonesia dari tangan Belanda. /Kolase Foto Instagram/@presidensukarno/

RINGTIMES BANYUWANGI - Dr. Ir. H. Soekarno tercatat dalam buku sejarah Indonesia sebagai Presiden pertama yang memerdekakan Indonesia bersama pejuang lainnya. Kerap disapa Bung Karno, ia menjadi sosok yang berwibawa di mata dunia.

Bung Karno yang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, merupakan sosok yang cerdas dan tegas. Ia telah berjuang mati-matian demi kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda kala itu.

Nama Bung Karno akan terus abadi dalam sejarah Indonesia, sikapnya yang pantang menyerah dan nasionalis, membuat penjajah Belanda ketar-ketir saat itu dibuatnya.

Bahkan, Bung Karno kerap menerima perlakuan negatif dari penjajah Belanda. Ia kerap diasingkan karena tindakan politiknya yang kerap menimbulkan huru-hara di kalangan penjajah Belanda.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ratna Sari Dewi, Istri Kelima Soekarno yang Masih Hidup hingga Saat Ini

Salah satu kisah yang menarik ialah saat Bung Karno diasingkan di Bengkulu. Bung Karno juga menemukan cinta pertamanya di Bengkulu dengan Fatmawati, wanita asli Bengkulu yang lahir pada 5 Februari 1923.

Meskipun terpaut usia cukup jauh, Fatmawati tertarik dengan Bung Karno karena sifatnya yang baik dan pantang menyerah.

Hingga kini, rumah tempat pengasingan Bung Karno masih terjaga bersih yang terletak di Kelurahan Anggut Atas, Kota Bengkulu, seperti dikutip Ringtimebanyuwangi.com dalam postingan yang diunggah kanal YouTube Jelong - Jelong pada 30 Mei 2021.

Bung Karno dipindahkan dari Flores ke Bengkulu oleh penjajah Belanda pada tahun 1938. Kerap masuk penjara di Flores, akhirnya pihak penjajah memindahkan Bung Karno di Bengkulu.

Baca Juga: Soekarno dan Pengawal Setianya, Riwu Ga, dari Ende ke Bengkulu

Selama di pengasingan, gerak gerik Bung Karno terus dijaga ketat oleh golongan penjajah. Hal ini karena Bung Karno kerap mempengaruhi warga Bengkulu untuk melawan penjajah Belanda.

Sampai-sampai setiap tamu yang akan menjenguk Bung Karno, mereka diawasi dan diinterogasi terlebih dahulu, guna meminimalisir kegiatan politik Bung Karno tidak terus berkembang.

Berada di Bengkulu selama 4 tahun antara tahun 1938 hingga 1942, membuat sedikit demi sedikit Bung Karno bisa mengendalikan penjajah Belanda.

Hingga puncaknya pada tahun 1945, Bung Karno dengan gagah berani menyuarakan kemerdekaan rakyat Indonesia dari penjajah Belanda.

Baca Juga: Intip Tempat Kuliah Soekarno dan Jurusan Dipilih Sang Proklamator

Dengan kegigihan dan keuletannya, Bung Karno berhasil membawa seluruh masyarakat Indonesia lepas dari belenggu penjajah hingga saat ini.

Oleh jasanya itu, Bung Karno saat itu sering diundang negara lain untuk menghadiri konferensi antar negara mewakili Indonesia.

Terlepas dari semua itu, sebagai masyarakat yang bernasionalis tinggi, kita wajib meneruskan perjuangan Bung Karno memajukan Indonesia. Baik dengan prestasi atau cukup dengan mengenang usahanya dalam kemerdekaan Indonesia.***
 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x