Institute Eijkman kembali beroperasi pada akhir tahun 1990-an sebagai wadah penelitian yang bertaraf internasional di bidang biologi molekul.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman resmi dibuka kembali pada tahun 1992 dan kembali beroperasi di tahun selanjutnya. Pada 19 September 1995 Presiden Soeharto meresmikan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tersebut.
Baca Juga: Kisah Wanita Leher Panjang, Tanda Kecantikan dan Kekayaan Suku Kayan
Institute Eijkman selanjutnya berfokus pada masalah genetika manusia dan medis, penyakit menular, dan rekayasa biomolekuler.
Laboratorium Biologi Molekuler terletak pada institute Eijkman yang menjadi gedung bersejarah di Jakarta Pusat.
Beberapa hal yang pernah ditangani oleh lembaga tersebut meliputi, indentifikasi pelaku bom bunuh diri pada kasus terorisme, serta diagnosis pada penyakit menular.
Baca Juga: Sejarah Kopi di Indonesia, Ternyata Bukan Komoditas Asli Tanah Air
Beberapa diagnosa penyakit menular yang pernah dilakukan Eijkman adalah flu burung dan Covid-19. Mereka selalu membentuk tim khusus untuk menangani pandemi.
Institut Eijkman mendapat pengakuan dalam perannya di garda depan pada bidang biologi molekuler, serta menanggapi ancaman keamanan hayati.
Institute Eijkman telah bergabung dan menjalin kerjasama ilmiah dalam lingkup internasional.