Trio Penghancur Mataram, Tawangalun II, Karaeng Galesong, dan Trunojoyo

- 28 Februari 2020, 22:36 WIB
Lukisan kuno menggambarkan wilayah Blambangan.*/
Lukisan kuno menggambarkan wilayah Blambangan.*/ /Banjoewangi Tempo Doeloe

Demung, sebuah desa kecil di dekat Ketah atau Besuki di wilayah timur pulau Jawa milik Kerajaan Blambangan disediakan bagi mereka, termasuk rombongan Karaeng Galesong dengan jumlah pasukan yang besar.

Belum ada data yang jelas, namun ada yang mengatakan lebih dari 4 ribu prajurit.

Di masa itu, di wilayah Jawa Timur terdapat dua penguasa besar dan ditakuti, yakni Sri Susuhunan Prabu Tawangalun II di Blambangan dan Panembahan Maduretno Pangeran Trunojoyo di Sampang, Madura.

Baca Juga: Kemenag Banyuwangi Tetap Layani Rekom Umrah Meski Saudi Keluarkan Larangan

Kedua penguasa besar ini telah lama saling bahu membahu dalam perjuangan melawan VOC dan sama-sama diincar oleh Amangkurat I, Sunan Mataram di Plered.

Setelah kedatangan Karaeng Galesong di Demung, diadakan pertemuan tiga pihak, yakni Trunojoyo, Karaeng Galesong, dan Tawangalun yang digelar di Kedhaton Sampang.

Mereka sepakat bekerjasama untuk menaklukkan sang raja Mataram yang telah bekerjasama dengan VOC.

Dalam pertemuan itu pula diadakan perkawinan politik antara Karaeng Galesong dengan putri dari Trunojoyo.

Dalam kesepakatan 3 pemimpin itu ditetapkan bahwa; Mataram akan ditaklukkan bersama-sama untuk menumbangkan Amangkurat I, mahkota Mataram akan diserahkan pada Pangeran Trunojoyo selaku kerabat paling dekat dengan Mataram, Keraton Mataram akan dipindahkan ke Daha atau Kedhiri.

Selain itu, penaklukkan Mataram menggunakan tentara Makassar dengan imbalan dari Trunojoyo yaitu mendapat daerah perbatasan Mataram dengan Blambangan (Malang dan Pasuruan).

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x