Tarakota Kepala Manusia di Desa Bagorejo Diduga Untuk Sesajen

- 25 April 2020, 19:19 WIB
Terakota berbentuk kepala manusia ditemukan di Desa Bagorejo Banyuwangi.*/
Terakota berbentuk kepala manusia ditemukan di Desa Bagorejo Banyuwangi.*/ /Ilham Triadi/Ringtimes

RINGTIMES - Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi melakukan penelitian dan pengkajian atas temuan patung terakota berbentuk kepala manusia di Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono Banyuwangi.

Terakota tersebut diperkirakan berumur lebih dari satu abad yang ditemukan oleh penduduk setempat, Khusiyah (53 tahun) dalam kondisi 90 persen di pekarangan rumahnya ketika sedang menanam sayur pada 12 April 2020 lalu.

“Berdasarkan identifikasi temuan, bentuk kepala manusia dilengkapi dengan fragmen rambut, mata,  hidung dan mulut,  berdasarkan teknik pengerjaannya dilakukan sangat tradisional tanpa glasir yang masih  90 persen utuh,” ungkap Ketua Tim Cagar Budaya Banyuwangi, Ilham Triadi, Sabtu (25/4/2020).

Baca Juga: Ingin Doa Segera Dikabulkan? Berdoalah di 3 Waktu Bulan Ramadhan Ini

Sementara itu, arkeolog Bayu Ari Wibowo menjelaskan temuan tersebut menjadi karakteristik peninggalan masa lalu yang berada di Dusun Umbul Rejo Desa  Bagorejo Kecamatan Srono.

“Bentuk bulat, bahan dari tanah liat, warna merah bata, dimensi tinggi 6,5 Centimeter, garis tengah 5,5 Centimeter, dimensi bawah (leher) 2,5 Centimeter, dan tebal 1Centimeter,” ungkap Bayu.                           

Menurut Ilham Triadi, tim ahli Cagar Budaya Banyuwangi masih terus melakukan serangkaian upaya penelitian dan pengkajian sejumlah situs purbakala.

“Penyelamatan dilakukan untuk mengantisipasi berbagai upaya dari dari orang yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi penjarahan terhadap artefak yang diduga obyek cagar budaya,” ungkapnya.

Baca Juga: Donald Trump Siap Kirim Ventilator ke 4 Negara Termasuk Indonesia

Terakota, lanjut Ilham adalah seni  kerajinan sejak era kerajaan Majapahit  pada abad ke 13 Masehi.

Artefak gerabah  terakota secara signifikan banyak ditemukan dalam beberapa tahun terakhir di Banyuwangi.

“Banyak patung dan artefak terakota yang ditemukan secara insidentil. Kebanyakan ditemukan secara tidak sengaja saat warga sedang bertani, berkebun, atau membangun jalan,” tandasnya.

Museum Blambangan banyak menyimpan artefak kuno berbahan terakota yang ditemukan dari berbagai wilayah di Banyuwangi.

Baca Juga: Disaat Ketidakpastian Ekonomi Global, Investasi Emas Paling Aman

Sebagian besar studi arkeologi di wilayah bekas Kerajaan Blambangan  berfokus pada rekonstruksi reruntuhan.

“Mereka mungkin bekerja dengan cara yang mirip dengan yang digunakan saat ini di Kasongan, Yogyakarta dan Watusumpek - Trowulan-Mojokerto, di mana patung-patung tersebut dijemur. Kemudian  di pendam dalam sekam padi dan jerami  lalu dibakar,” tutur Ilham.

Bentuk samping terakota berbentuk kepala manusia yang ditemukan di Desa Bagorejo Banyuwangi.*/
Bentuk samping terakota berbentuk kepala manusia yang ditemukan di Desa Bagorejo Banyuwangi.*/ Ilham Triadi/Ringtimes

Ilham menambahkan, banyak terakota berbentuk kepala kecil, umumnya ditemukan  tanpa tubuh. Ukurannya berkisar dari 3 Centimeter hingga 10 Centimeter.

Banyak dari kepala ini menunjukkan fitur Jawa dengan gaya rambut dan ornamen atau tanpa ormamen.

Baca Juga: Byalaak!, Flu Babi Menyebar di Negara Berbatasan dengan Indonesia  

Begitu banyak terakota berbentuk kepala dan tubuh yang ditemukan daripada patung-patung lengkap.

“Untuk sebagian besar kepala ini padat, tetapi kadang-kadang contoh berdinding tipis yang ditemukan,” paparnya.

Fungsinya terakota itu sendiri sangat beragam. Menunjukkan penggunaannya sebagai patung atau persembahan keagamaan . 

Penjelasan lain adalah bahwa patung-patung ini adalah objek bermain sekuler, disingkirkan begitu rusak.

Baca Juga: Virus Corona Tetap Hidup di Suhu 92 Derajat Celsius, Cek faktanya

Umumnya patung-patung itu berukuran kecil, dirancang dengan metode kumparan dan jepit dengan dekorasi berukir atau diiris, metode pembentukan yang bersifat pahatan.

Variasi ekspresi tidak terbatas dengan postur naturalistik dan ekspresi wajah. 

“Alasan mengapa ada begitu banyak kepala tanpa tubuh tidak diketahui. Tetapi berspekulasi bahwa patung-patung itu mungkin dipenggal kepalanya dalam persembahan ritual,” ungkapnya.

Apalagi lokasi penemuan patung kepala manusia dari terakota di Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo pada tahun 1998 pernah ditemukan ratusan  uang kepeng didalam sebuah mangkok porselin berwarna putih polos.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia 25 April 2020, Ekuador Catat 11 Ribu Pasien dalam Semalam

Kemudian sekitar tahun 2015 ditemukan juga ratusan uang logam yang sama di dalam sebuah loyang perunggu .

“Sayangnya dua temuan itu sudah dijual kepada pedagang keliling barang antik,” ungkap Roni, warga setempat yang mendampingi Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi.

tinggi terakota kepala manusia lebih kecil dari korek api.*/
tinggi terakota kepala manusia lebih kecil dari korek api.*/ Ilham Triadi/Ringtimes

Roni mengatakan, di dusunnya itu memang sering ditemukan artefak kuno. Namun karena kurangnya pengetahuan akan pentingnya upaya penyelamatan, sehingga barang-barang temuan sering dijual ke pedagang barang antik.

Baca Juga: Toyota Luncurkan Alphard dan Vellvire Versi Anyar, Ada Sentuhan Emas

“Apalagi lokasi Dusun Umbulrejo yang berdekatan dengan Desa Blambangan Muncar tidak banyak diketahui  generasi sekarang karena minimnya sumber tertulis.

Berdasarkan kajian Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi, Karakteristik patung terakota kepala manusia diduga sebagai perlengkapan aktivitas peradaban masa lalu karena lokasinya berdekatan dengan situs desa Blambangan abad ke-18. 

“Setiap desa diharapkan  memiliki museum dengan mengangkat budaya lokal sehingga generasi penerus paham tentang warisan leluhurnya,” papar Ilham.

lokasi-lokasi arkeologi lanjut Ilham penting untuk dilindungi dengan dikeluarkannya peraturan desa tentang cagar budaya.

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x