Biografi KH. Ahmad Dahlan, Tokoh Pembaharu Islam

- 1 Agustus 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi KH. Ahmad Dahlan.*/
Ilustrasi KH. Ahmad Dahlan.*/ /pwmu.co

 

RINGTIMES BANYUWANGI - Ahmad Dahlan adalah Pahlawan Nasional yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868, nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis, ia merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara.

Ahmad Dahlan juga dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah dan merupakan keturunan ke dua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka diantara Walisongo(Kutojo & Safwan, 2010).

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, silsilah KH. Ahmad Dahlan ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah, (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig, Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH Abu Bakar dan Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan).

Baca Juga: Temukan Bangkai yang Berbau Tengik, Masyarakat Terkejut dan Beranggapan itu Alien

Pada usia 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi Mekah dan menetap disana selama lima tahun.

Di usianya yang masih muda ini, KH. Ahmad Dahlan berguru dengan pemikir besar Islam seperti Ibnu Taimiyah, Al Afghani, Rasyid Ridha, dan Muhammad Abduh.

Ketika pulang kembali ke kampung halamannya pada tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Baca Juga: Ashanty Geram dengan Tindakan Anak Angkatnya di Pesantren, Putra: Nggak, nggak mau pulang

Pada tahun 1903 ia bertolak kembali ke Mekah dan berguru kepada Syekh Ahmad Khatib bersama pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Hasyim Asy'ari.

Sepulangnya dari Mekah KH Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan juga pendiri Aisyiyah.

Disamping itu KH Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, Nyai Rum (Krapyak), Nyai Aisyah dan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.

Baca Juga: Bisa Mencegah Penyakit Stroke, Inilah 8 Manfaat Bunga Pepaya

Pada tahun 1912 KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah atas saran anggota organisasi Boedi Oetomo saat ia mengajar di sana pada tahun 1909.

Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.

Beliau mengajarkan kitab suci Al-Qur'an dengan terjemah dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca atau melagukan Al-Qur'an semata, namun juga dapat memahami makna dan isinya.

Baca Juga: Bisa Mencegah Penyakit Stroke, Inilah 8 Manfaat Bunga Pepaya

Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.

KH Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 di usianya yang ke 54 tahun. Beliau wafat di Yogyakarta dan dimakamkan di kampung Karang Kajen, Brontokusuman, di wilayah bernama Mergangsan, Yogyakarta.

Atas jasa-jasanya terhadap bangsa Indonesia, KH Ahmad Dahlan dianugerahi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Nasional yang tertuang dalam SK Presiden RI No.657 tahun 1961, tgl 27 Desember 1961.***

Editor: Sophia Tri Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x