Situasi yang dipenuhi dengan persaingan ideologi serta kekuatan militer ini berpotensi mengganggu stabilitas dan keamanan negara-negara di Asia Tenggara.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah lembaga yang diharapkan mampu melindungi dan mengayomi sekaligus mempersatukan negara-negara di kawasan ini.
Baca Juga: Pertanyakan Hubungan Gisel dengan Wijin, Nikita Mirzani: Kalian Putus?
Seiring dengan tuntutan zaman dan sebagai upaya menghindarkan pengaruh dari dua blok besar yang sedang bertikai di Perang Dingin, maka beberapa pemimpin di Asia Tenggara sepakat untuk memadukan perbedaan dan membentuk perhimpunan yang mampu membangun solidaritas seluruh anggota.
Maka duta-duta negara itu berkumpul di Bangkok Thailand pada 8 Agustus 1967, Indonesia saat itu di wakili oleh Adam Malik, Filipina oleh Narsisco Ramos, Malaysia oleh Tun Abdul Razak, Singapura oleh Sinnathamby Rajaratnam, serta Thanat Khonam yang mewakiki Thailand sebagai tuan rumah.
Baca Juga: Kasus ‘Santri Calon Teroris’ Denny Siregar, Kini Ditangani Polda Jawa Barat
Mereka menandatangani deklarasi Bangkok yang menjadi titik mula berdirinya ASEAN dengan misi: "One vision, One Identity, One Community."
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Pertama kali diadakan di Bali, Dalam KTT perdana ini, ASEAN menyatakan kesiapan untuk mengembangkan hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan antar negara.
Berbagai bentuk kerjasama mulai terjalin, termasuk dalam bidang politik, keamanan, ekonomi, budaya, penanganan bencana alam dan lainnya.***