Hamid Rusdi dan Perjuangannya di Tanah Malang

- 11 Agustus 2020, 09:00 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Hamid Rusdi lahir di Pagak, Kabupaten Malang pada tahun 1911 dari pasangan H. Umar Roesdi dan Mbok Teguh. Sejak kecil ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya.

Hamid Rusdi merupakan pejuang yang berasal dari Malang yang berhasil menumpas PKI pada tahun 1948 di Donomulyo.

Ketika remaja dan mulai dewasa, dia aktif bergabung dengan organisasi pemuda bentukan Nahdlatul Ulama yang bernama "Pandu Ansor", dan di organisasi inilah, mental Hamid mulai digembleng.

Baca Juga: Jadwal acara SCTV Selasa, 11 Agustus 2020, Jangan lewatkan ‘Samudra Cinta'

Dari Pandu Ansor itu, dia memahami arti nasionalisme dan heroisme untuk menentang penjajah.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari berbagai sumber, saat Jepang masuk ke Indonesia, mereka langsung merekrut para pemuda untuk dilatih. Salah satunya Hamid Rusdi yang saat itu bekerja sebagai sipir di penjara Lowokwaru.

Hamid Rusdi direkrut dalam pasukan, kemudian dilatih menjadi tentara untuk membantu dalam melawan Amerika di Perang Dunia II.

Baca Juga: Kim Kardashian dan Kanye West Terlihat Berlibur Bersama di Republik Dominika

Ia belajar banyak dari latihan yang diberikan oleh Jepang. Hingga saat Jepang angkat kaki dari Indonesia, Hamid sudah menjadi tentara yang terlatih. Ini jadi modal besarnya kemudian dalam upaya mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Indonesia tidak serta merta terbebas begitu saja. Pasukan Belanda kembali menyerang Indonesia dalam agresi militer.

Hamid Rusdi yang sudah bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (sekarang TNI) berada di garda depan untuk memukul mundur tentara Belanda.

Baca Juga: Viral, Kelamaan Bikin Skripsi, Mahasiswa Ini Tak Tahu Dosennya Sudah Pensiun

Setelah berhasil mengusir Belanda dari Indonesia, perjuangannya masih belum berhenti. Pada saat PKI sedang berusaha mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Hamid kembali mengambil komando dan memimpin pasukan untuk memberantas PKI di Donomulyo, Malang Selatan.

Hamid Rusdi yang asli Pagak, daerah tetangga Donomulyo didapuk sebagai pucuk pimpinan, Komandan Komando Operasi untuk mengatasi kekacauan tersebut dan berhasil menumpas PKI yang ada disana.

Hamid Rusdi, menikah pada tahun 1946 dengan Geetrada Josephine Schwarz, isterinya adalah seorang perempuan asal Kecamatan Turen yang lahir dari keluarga Belanda-Jawa. Ia memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Siti Fatimah.

Baca Juga: Sekelompok Laskar Serang Keluarga Habib, Ganjar Pranowo: Penegak Hukum Jangan Ragu

Hamid Roesdi gugur sebagai bunga bangsa di usia 38 tahun pada 8 Maret 1949 bersama keempat temannya.

Beliau dan keempat temannya ditembak bersamaan oleh pasukan Belanda di pinggir sungai di Wonokoyo, Kedungkandang. Kemudian, dimakamkan di pemakaman Desa Wonokoyo.

Namun, makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Suropati, Kota Malang pada akhir tahun 1949.

Atas seluruh jasa Hamid Rusdi untuk Indonesia, Ia diberi gelar Pahlawan Nasional dan namanya di abadikan sebagai nama jalan dan juga terminal di Kota Malang.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x