Bung Hatta, Kelahiran dan Sejarah Bapak Koperasi Indonesia

- 12 Agustus 2020, 08:30 WIB
Ir.Soekarno dan Moh.Hatta./*
Ir.Soekarno dan Moh.Hatta./* /

RINGTIMES BANYUWANGI - Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap disandingkan dengan Soekarno.

Hatta mempunyai pendidikan agama yang sangat kental, namun demikian pendidikannya diimbangi dengan pendidikan modern yang tidak bisa ditinggalkan.

Sembari bersekolah di HIS Bukittinggi, ia mengaji secara teratur di bawah ajaran Syeikh Mu-hammad Djamil Djambek, salah seorang pembaharu Islam di Minangkabau.

Baca Juga: Resmi: Joe Biden memilih Senator Kamala Harris untuk VP

Ketika melanjutkan pendidikan di MULO, Hatta memperoleh bimbingan agama dari Haji Abdullah Ahmad, yang juga seorang pelopor pemba-haru Islam di daerah tersebut. Kemudian ia menem-puh pendidikan sekolah dagang menengah, Prins Hendrik School, di Jakarta, seperti dikutip dari buku "100 tokoh yang mengubah dunia".

Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916.

Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.

Baca Juga: Jadwal acara Trans TV Rabu, 12 Agustus 2020 yang menarik untuk ditonton, Jangan lewatkan ‘Drama Korea, The K2’

Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging.

Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan berkesempatan menjadi ketua pada tahun 1925.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Rabu, 12 Agustus 2020 Yang Menarik Untuk Ditonton, Jangan Lewatkan ‘Chandrakanta’

Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada tahun 1926. Ia mulai memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan organisasi-organisasi internasional.

Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.

Karena aktivitas politiknya, sering ia berurusan dengan penguasa Belanda. Sebelum dibuang ke Digul dan baru bebas ketika Jepang menduduki Indonesia (Februari 1942),

Pada 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Pamoentjak, dan AbdulmadjidDjojohadiningrat, pernah ditangkap pemerintah Belanda. Mereka dituduh jadi anggota perkumpulan teriarang, serta menghasut untuk menentang Kera-jaan Belanda. Hatta dituntut hukuman tiga tahun.

Baca Juga: Sri Mulyani Berikan Subsidi Bunga Pinjaman Hingga 6 Persen Bagi Pelaku UMKM

Tetapi, karena pembelaannya berjudul Indonesia Merdeka di pengadilan Belanda, Hatta pun akhirnya dibebaskan. Dalam pledoi itu,lagi-Iagi ia mengecam kolonialisme Belanda di Indonesia.

Hatta dikenal sebagai seorang penganuf sosialis. Ia menulis di buletin kaum sosialis macam De Vlain, De Socialist, Recht in Vrijheid. Cita-cita Hatta tak lain adalah Indonesia merdeka yang demokratis.

Menjelang Indonesia merdeka, Hatta duduk sebagai anggota BPUPKI. Di dalam badan yang bertugas menyiapkan rancangan undang-undang dasar itu, sumbangan pemikiran Hatta cukup besar. Selain itu, Hatta juga dikenal sebagai perumus demokrasi ekonorni seperti yang mewarnai Pasal 33 UUD 1945.

Prestasi terbesar Hatta adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Istri Bunuh Suami di Bengkulu Lantaran Tidak Pernah Diberi Uang

Bersama Soekarno, atas nama bangsa Indonesia, dwitunggal itu mengumandangkan pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia setelah tiga setengah abad terjajah. Setelah itu, PPKI menetapkannya sebagai wakil presiden pertama Indonesia.

Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya.

Hatta menikah dengan Rachim Rahmi pada tanggal 18 November 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Pasangan tersebut dikaruniai tiga orang putri yakni Meutia, Gemala, dan Halida.

Pada tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo. Karena perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah tanda kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" yang diberikan oleh Presiden Soeharto.

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x