RINGTIMES BANYUWANGI -Pada abad ke-7 masehi, terbentuk pelabuhan pelabuhan penting di Sumatera dan di Jawa yang banyak dikunjungi pedagang asing seperti China, Arab, dan Gujarat.
Jauh sebelum kerajaan-kerajaan Islam berdiri di Indonesia, selama berabad-abad orang Arab sudah berdatangan di Hindia Belanda.
Pada abad ke-7, mereka mulai berdagang di Malaka, yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan yang ada di Nusantara.
Baca Juga: Badan Keamanan Rakyat (BKR), 75 Tahun Berdirinya Cikal Bakal TNI
Sekitar abad ke 18 migrasi orang Arab semakin meluas ke berbagai wilayah Indonesia.
Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari buku Banyuwangi dalam Mozaik, orang Arab yang saat ini menetap di Indonesia kebanyakan berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan.
Selain berdagang, kedatangan bangsa Arab ke Banyuwangi ialah untuk menyebarkan agama Islam.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal kelas 7-9 SMP di TVRI, Jum’at 21 Agustus 2020
Bangsa Arab menyebarkan agama Islam di Banyuwangi dengan berceramah dan melakukan pernikahan dengan pribumi.
Pada tahun 1885 jumlah orang Arab yang bermukim di Banyuwangi sekitar 356 orang. Terdiri dari 84 laki-laki, 25 perempuan, dan anak yang lahir di Banyuwangi sekitar 247 orang.