Wapadai Faktor Risiko Stroke yang Sering Dialami Pria, Salah Satunya Kebiasaan Merokok

8 Desember 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi stroke. /PIXABAY/

RINGTIMES BANYUWANGI – Resiko stroke menjadi semakin tinggi dialami para pria karena faktor keturunan dan kebiasaan. Salah satunya adalah merokok.

Padahal dengan jelas ditulis di balik bungkusnya, merokok dapat menyebabkan stroke dan penyakit lainnya.

Stroke sendiri terjadi karena gumpalan darah atau pembuluh pecah sehingga aliran darah ke otak tidak normal.

Baca Juga: 5 Rahasia Kecantikan Alami, Gunakan Air Perasan Lemon Untuk Kulit Sampai Kuku

Akibatnya yaitu kelumpuhan dan kecacatan pada bagian tubuh tertentu. Bahkan akibat paling mengerikan adalah kematian.

Berikut ini faktor yang meningkatkan resiko stroke pada pria, dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Healthline.

  1. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah aliran darah yang mengalir pada pembuluh darah melebihi batas normal.

Biasanya, tekanan darah tinggi sulit dideteksi tanpa pemeriksaan fisik. Sehingga sering orang terlambat mengetahuinya.

Dalam jangka waktu panjang, tekanan darah tinggi mengakibatkan timbulnya stroke dan penyakit jantung.

Baca Juga: 3 Jenis Daging Ramah Diabetes, Rekomendasi Terenak bagi Penderita Gula Darah Tinggi

  1. Merokok

Asap rokok mengandung bahan kimia beracun, yaitu karbon monoksida, yang dapat merusak sistem kardiovaskular.

Selain itu, merokok menyebabkan penumpukan plak di arteri. Sehingga darah menggumpal dan aliran menjadi tidak lancar.

Akibanya yaitu meningkatkan tekanan darah  tinggi dan kemungkinan terkena stroke semaking besar.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Lewat Kode QR Palsu, Begini Cara Melindungi Smartphone Agar Tidak Diretas

  1. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi Atrium adalah kondisi detak jantung tidak teratur. Akibatnya aliran darah tidak lancar dan membentuk gumpalan darah.

Fibrilasi Atrium lebih umum terjadi pada pria dibanding wanita. Gejalanya antara lain jantung berdebar terlalu cepat atau keras.

Selain itu bisa juga nyeri pada dada, sesak nafas, kelelahan, pusing bahkan pingsan, kebingungan, dan tidak kuat berolahraga.

Baca Juga: 5 Tips Mudah bagi Fotografer Pemula, Hasil Foto Keren untuk Panorama Malam

  1. Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Orang dengan penyakit diabetes lebih beresiko mengalamin stroke. Penanganan yang tepat untuk hal ini adalah diet sehat dan obat diabetes.

Jika berhasil mempertahankan kadar gula darah, maka hasilnya akan mengurangi komplikasi berupa stroke, serangan jantung, kerusakan organ, dan syaraf.

  1. Pernah Mengalami Stroke Ringan atau TIA

Stroke ringan atau Transient Ischaemic Attack (TIA) menjadi tanda awal serangan stroke yang lebih besar.

Baca Juga: Wisata Terpopuler, Daya Tarik Alam hingga Budayanya, Berikut Fakta Banyuwangi

Maka dari itu, jika mengalami stroke ringan atau TIA, jangan mengabaikannya begitu saja.

Gejalanya memang ringan, bahkan hanya beberapa menit. Seperti wajah dan lengan yang tiba-tiba mati rasa.

Lalu tubuh yang hilang keseimbangan, kebingungan, kesulitan bicara, dan pusing, namun hanya beberapa saat.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Soal IPA Kelas 6 SD Sederajat Semester Ganjil

Penting untuk tahu gejalanya dan tidak meremehkannya. Segera setelah mengalami TIA, lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Guna mengurangi resiko stroke dan mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler