7 Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Diabetes Anda, Jarang Sikat Gigi hingga Sarapan

30 Januari 2021, 21:45 WIB
Jarang menyikat gigi mengakibatkan kondisi gigi yang buruk jadi pemicu diabetes menurut studi.* /PIXABAY/zhuwei06191973/

RINGTIMES BANYUWANGI – Beberapa orang tak sadar bahwa kebiasaan jarang sarapan hingga meger alias bermalas-malasan adalah faktor terbesar yang dapat meningkatkan risiko diabetes.

Suatu studi memaparkan hasil temuannya terkiat dengan gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan glukosa hingga menjadi menjadi penyebab utama tingginya kematian akibat diabetes.

Seringkali tak disadari, beberapa kebiasaan ini menjadi pemicu yang menyebabkan risiko penyakit diabetes bagi Anda.

Baca Juga: 2.2 ShopeePay Cashback Festival Meriahkan Bulan Februari

Baca Juga: 7 Kebiasaan yang Harus Dilakukan Sebelum Berumur 30-an Agar Tak Menyesal

Ringtimesbanyuwangi.com melansir dari laman everydayhealth.com pada 30 Januari 2021, berikut adalah sepuluh kebiasaan yang Anda lakukan jadi penyebab diabetes.

1. Jarang sarapan

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan gula darah lebih tinggi sepanjang hari.

Menurut para peneliti, tidak sarapan bisa menghambat fungsi sel beta pankreas , yang memproduksi insulin kemudian menginkatkan kadar gula darah seketika.

2. Mager atau bermalas-malasan

Ketidakaktifan fisik dapat meningkatkan gula darah dalam beberapa hari merupakan kebiasaan generasi mileneal. Olahraga merupakan hal penting untuk kesehatan. 

Selain membantu menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung, aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin tubuh dan membantu sel Anda mengeluarkan glukosa dari darah dan menggunakannya untuk energi.

Baca Juga: Hati-hati, 4 Penyebab Stroke yang Sering Disepelekan, Salah Satunya Malas Gerak

3. Stres

Stress merupakan kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan hormone kortisol dengan cepat, hingga pada akhirnya akan mempengaruhi sensitivitas insulin.

Stress sudah pasti dapat meningkatkan kadar gula darah yang memicu risiko diabetes semakin cepat. Hal ini terjadi karena peningkitakan krotisol.

4. Begadang

Kurang tidur akibat begadang sepanjang hari dapat meningkatkan stres dan menurunkan insulin. Hingga pada akhirnya dengan mudah dapar meningkatkan gula darah yang tentu saja dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko diabetes.

Ada banyak penelitian tentang hubungan antara masalah tidur dan kesehatan. Menurut National Sleep Foundation (NSF), sebagian besar penelitian yang berkaitan dengan diabetes menemukan hal yang sama. 

Tidak cukup tidur  dapat menyebabkan lonjakan gula darah. NSF mengatakan sambungan mungkin berkaitan dengan fakta bahwa kurang tidur memicu rilis di hormone stres kortisol sementara juga mengurangi jumlah insulin dilepaskan ketika Anda makan. 

Baca Juga: 6 Kebiasaan Buruk Penyebab Gagal Diet, Hindari Begadang dan Olahraga Berlebihan

5. Kesehatan Gigi yang Buruk

Kebiasaan tidak menjaga kesehatan gigi dikaitkan dengan peningkatkan kadar gula yang mempengaruhi diabetes. Peneliti menemukan bahwa gusi yang tidak sehat sebenarnya dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. 

Selain itu, penyakit gusi dapat meningkatkan risiko infeksi serta peradangan di seluruh tubuh, yang keduanya dapat meningkatkan kadar gula darah.

6. Makan-makanan dan minuman cepat saji

Kebiasaan makan dan minum di luar seperti di restoran cepat dengan pemanis buatan dapat menyebabkan hiperglikemia dalam jangka panjang.

Mengonsumsi pemanis buatan non kalori seperti yang ditemukan dalam soda diet dan yang sering ditambahkan ke kopi dan teh, sebenarnya meningkatkan kadar gula darah dalam jangka panjang yang menjadi masalah utama diebetes.

Sekali saja konsumsi pemanis buatan tampaknya dapat memperburuk resistensi insulin dan kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Baca Juga: Resep Bakso Tahu Enak dan Sehat, Cocok bagi yang Tidak Makan Daging

7. Makan sembarangan

Kebiasaan makan-makanan tinggi lemak jenuh berpotensi memperburuk resistensi insulin yang pada akhirnya memperburuk keadaan terlebih bagi pasien diabetes.

Bukan hanya karbohidrat, diet tinggi lemak, dan khususnya lemak jenuh dapat meningkatkan resistensi insulin.

Sementara peningkatan lemak perut dapat menyebabkan kesehatan insulin yang buruk, lemak makanan tampaknya mempengaruhi resistensi insulin bahkan pada orang yang berat badannya stabil dan tidak melihat peningkatan kadar lemak perut mereka.***

 

 

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: Everyday Health

Tags

Terkini

Terpopuler