Dikira Bisa Matikan Virus Corona, 700 Lebih Warga Iran Tewas Keracunan Alkohol

29 April 2020, 17:15 WIB
/

RINGTIMES – Upaya pencegahan pandemi virus corona terus dilakukan guna memberhentikan penyebaran virus corona.

Di Iran 700 lebih warganya tewas seketika usai meminum metanol yang mereka pikir bisa mematikan virus corona.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Al Jazeera, menurut otoritas berwenang Iran, keracunan metanol telah menewaskan sedikitnya 728 orang pada periode 20 Februari hingga 7 April 2020.

Baca Juga: Membludak!, Sebanyak inikah Warga Jakarta Barat yang Positif Corona

Sementara tahun lalu, kematian akibat keracunan alkohol mencapai 66 jiwa.

Dalam laporan itu juga disebutkan, menurut data yang dirilis awal April, kasus keracunan alkohol di Iran mengalami peningkatan hingga 10 kali lipat jika dibandingkan data tahun sebelumnya.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 5.011 orang telah keracunan metanol.

Baca Juga: Jika Eksploitasi Alam Tak Berhenti, Pandemi Ganas Akan Sering Muncul

Tak hanya keracunan, sekira 90 orang mengalami kehilangan penglihatan atau kerusakan mata akibat metanol.

Menurut penasihat Kementerian Kesehatan Iran Hossein Hassanian, jumlah warga yang mengalami kehilangan penglihatan akibat keracunan dapat meningkat.

Metanol tidak memiliki bau saat dicampur ke dalam minuman. Namun, jika dikonsumsi, bisa menyebabkan kerusakan organ dalam dan otak.

Baca Juga: Tengah Menjadi Perhatian, Ashanty : Kondisinya Sempat Tak Stabil

Seperti kami kutip dari artikel berjudul 700 Lebih Warga Iran Tewas Akibat Minum Metanol karena Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona

Gejalanya yang ditimbulkan meliputi nyeri dada, mual, hiperventilasi, kebutaan, bahkan koma.

Merespons kejadian tersebut, pemerintah Iran mengimbau produsen metanol memberi warna buatan pada produk mereka.

Dengan demikian, masyarakat dapat membedakannya dari etanol, jenis akohol yang dapat digunakan untuk membersihkan luka.

Baca Juga: Berkali Lipat, Media Asing Tuding Indonesia Memalsukan Data Covid-19

Di Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan pernyataan yang menggemparkan.

Donald Trump mengatakan, menyuntikkan cairan disinfektan dapat membantu menyembuhkan pasien dari infeksi virus corona.

Akan tetapi, pernyataan tersebut dibantah sejumlah produsen disinfektan, dokter, dan lembaga pemerintah. Mereka mengeluarkan peringatan agar jangan mengonsumsi disinfektan karena sangat berbahaya bagi tubuh.

Baca Juga: Peduli, Etnis Tionghoa agar Selalu Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19

Sejak Donald Trump melontarkan pernyataan kontroversial tersebut, jumlah kasus keracunan di Amerika Serikat meningkat.

Badan Pusat Pengendalian Racun Kota New York melaporkan mereka menangani lebih dari 30 kasus keracunan.

The Independent melaporkan, Badan Pusat Pengendalian Racun Amerika Serikat menerima 9 kasus keracunan akibat terpapar Lysol, produk disinfektan buatan perusahaan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Tiongkok Ancam Negara yang Menuduhnya Soal Asal Usul Covid-19

Tak hanya itu, mereka juga menerima 10 laporan keracunan cairan pemutih dan 11 kasus terpapar cairan pembersih rumah tangga.

Kendati demikian, sejauh belum ada laporan kematian atau orang yang dirawat di rumah sakit akibat keracunan disinfektan.(penulis: Firda Marta RositaSari)

Baca Juga: Keji!, Empat Gadis ini dengan Tega Membunuh Driver Taksi Online

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler