Sempat Stres dan Terinfeksi, Seorang Dokter Nekat Bunuh Diri

1 Mei 2020, 10:45 WIB
AKSI penembakan di Bar Shisha, Hanau menyebabkan 9 orang meinggal dunia. Pelaku penembakan membunuh ibunya yang berusia 72 tahun sebelum akhrinya melakukan aksi bunuh diri di rumahnya.* /The Guardian/

RINGTIMES – Menempati peringkat pertama kasus infeksi Virus Corona di dunia Amerika Saat inib
menjadi Kawasan yang episentrum di negeri paman sam yakni New York.

Lonjakan kasus yang tidak terduga membuat warga New York kaget dan bahkan merasa belum siap menghadapi fenomena tersebut.

Dokter bekerja di rumah sakit yang menangani pasien pun merasa kewalahan. Bukan karena tidak terlatih dan tidak siap, melainkan mereka masih terus menganalisis sekaligus berusaha meyakinkan warga bahwa mereka bisa mengalahkan virus berbahaya itu.

Baca Juga: Ingin Saingi Zoom!, Whatsapp Juga Hadirkan Future Simpel ini

Dikutip RINGTIMES.com dari New York Times, seorang dokter bernama Lorna M Breen yang bekerja di Hospital New York Presbyterian Allen ditemukan tewas akibat aksi bunuh diri yang ia lakukan.

Lorna yang tinggal bersama keluarganya di Charlottesville, Virginia ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa oleh ayah kandungnya sendiri saat berada di kediamannya tersebut.

Sang ayah Philip Breen mengungkapkan kesedihannya, ia tidak menyangka anak yang sangat dicintainya akan meninggal dunia secepat ini. Philip sangat terkejut anaknya akan meninggal dunia akibat bunuh diri.

Baca Juga: Dengan Membuat Pesawat, NASA Mengupayakan Untuk Melindungi Bumi

sumber berjudul  : Stres Tangani Pasien Virus Corona dan Sempat Terinfeksi, Seorang Dokter Tewas Bunuh Diri

“Di sangat suka bekerja di New York sampai tidak ingin bekerja di tempat lain. Dia sangat mencintai lingkungannya, pekerjaannya, rekan-rekan kerjanaya, dan dia suka membantu mereka saat dia bisa melakukannya,” kata Philip.

Adapun motif Lorna melakukan aksi bunuh diri karena ia stres dengan situasi yang harus ia hadapi di tengah kasus pasien infeksi virus corona yang kian meningkat.

Selain itu beberapa waktu lalu dokter Lorna juga sempat terpapar virus corona saat merawat pasiennya di Hospital New York Presbyterian Allen tetapi ia berhasil sembuh dan kembali pulih setelah menjalani serangkaian tindakan isolasi.

Baca Juga: Keluhkan Jungkir Balik Kehidupan Usai Lepas dari Gelar Bangsawan!

Kemudian ia memutuskan untuk kembali bekerja di rumah sakit tersebut dan bergabung bersama timnya. Tetapi ia masih belum sehat betul, dokter Lorna kelelahan setelah ia terjaga selama kurang lebih 12 jam lamanya.

Setelah itu pihak keluarga membawa Lorna pulang ke rumahnya di Charlottesville dan dilarikan ke rumah sakit di University of Virginia setelah nyaris pingsan.
Di rumah sakit tersebut ibunya yang juga berprofesi sebagai seorang dokter ikut memantau kondisi Lorna.

Namun akhirnya Lorna memutuskan untuk bunuh diri karena ia sangat tertekan dengan kondisi yang harus dihadapinya, bertemu dengan pasien yang terinfeksi dengan jumlah yang terus meningkat setiap harinya.

Baca Juga: Mau Diet Tapi Takut Obat? Inilah Beberapa Tips Diet yang Sehat!

Sebelum meninggal dunia, ia pernah mengeluhkan kondisi pekerjaannya yang harus merawat pasien selama 18 jam penuh dan terpaksa tidur di koridor rumah sakit.

 

“Saya ingin anak saya diingat sebagai pahlawan. Dia juga korban sama seperti orang lain yang meninggal akibat virus corona,” tutur Philip.( Penulis: Sophia Tri Rahayu)

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler