Di Tengah Pandemi Covid-19, Kebiasaan Budaya Makan di Tiongkok Diubah

2 Mei 2020, 19:26 WIB
/

RINGTIMES - Pada Umumnya masyarakat Tiongkok sangat senang menggelar makan-makan bersama di satu meja dengan berbagai macam varian hidangan dalam mangkok kecil.

Biasanya, masing-masing dipersilahkan mengambil menggunakan sumpit dan sendok pribadi, seperti saat makan hot pot atau suki.

Namun, saat pandemi COVID-19 sekarang ini membuat budaya kuliner ini harus berubah demi memutus rantai penyebaran virus corona.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Satu Keluarga di Bandung Ini Nyaris Kelaparan

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, 'revolusi meja makan' itu mulai dikampanyekan otoritas Tiongkok untuk melindungi penduduk dari COVID-19.

Acara makan-makan yang melibatkan banyak orang dalam jumlah besar memang sangat lumrah bagi masyarakat Tiongkok.

Salah satunya digelar di Baibuting, Wuhan menjelang Perayaan Imlek pada Sabtu 18 Januari 2020, lima hari sebelum lockdown diberlakukan.

Baca Juga: TPU Cikutra Bandung Longsor, Puluhan Mayat Terbawa Arus Sungai

Sekitar 40 ribu keluarga di kawasan tersebut turut bergabung.

Sayang, COVID-19 mewabah setelahnya dan dalam beberapa minggu, sejumlah orang yang datang diduga terinfeksi virus corona.

Untuk mencegah kejadian serupa, kini Pemerintah Tiongkok meminta masyarakat menyediakan sendok dan sumpit sendiri bagi lauk-pauk yang dihidangkan.

Baca Juga: Lion Air Beroperasi Lagi Mulai 3 Mei 2020, Ini Syarat Calon Penumpang

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Pandemi COVID-19 Ubah Kebiasaan Makan di Tiongkok, Sumpit dan Sendok Disediakan Khusus

Dengan begitu, sumpit dan sendok yang digunakan untuk menyuapkan makanan ke mulut tak bercampur dengan santapan bersama.

Peralatan makanan khusus lauk-pauk itu disebut sebagai gongkuai atau gongshao yang berarti 'sumpit bersama' atau 'sendok bersama'.

Kampanye yang agresif digencarkan pemerintah setempat agar dapat mengubah kebiasaan masyarakat.

Baca Juga: Hari Ini di Indonesia Lebih dari 2 Kali Lipat Kematian, Pasien Corona Dinyatakan Sembuh

Selain penyediaan peralatan makan khusus, mereka juga mendorong pemisahan lauk-pauk untuk setiap orang.

Hal ini dilakukan guna mengubah kebiasaan makan 'gaya keluarga' yang menghidangkan seluruh makanan dalam wadah bersama.

Langkah tersebut dianggap sangat sulit diwujudkan. Pasalnya, saat SARS mewabah pada tahun 2002-2003, pembiasaan serupa dilakukan dan berangsur menghilang.

Baca Juga: ' Perempuan Berpakaian Mini' adalah Pemicu Datangnya Virus Corona?

Tantangan terbesarnya ialah kebiasaan makan bersama dengan hidangan yang disatukan sudah menjadi bagian dari kunci kedekatan dan kehidupan sosial di Tiongkok.

Gongkuai biasanya hanya ditemukan di restoran-restoran kelas atas Tiongkok dan jarang digunakan di rumah.

Budaya yang lumrah di Korea, Jepang, atau Taiwan itu malah membuat canggung masyarakat Tiongkok jika diterapkan pada kerabat dekat.

Baca Juga: Rusia Tanam 'Bom Kiamat' di Tengah Pandemi Covid-19, Cek Faktanya

Bahkan, sebagian orang menganggap hal itu sebagai tindakan yang kasar jika dilakukan pada keluarga atau teman-teman sendiri.

"Kendalanya ialah ide tradisional bahwa kita harus minum bersama dan makan bersama tanpa menunjukkan jarak (di antara kita)," tutur Q Edward Wang, penulis Chopsticks: A Cultural and Culinary History

"Gagasan semacam ini telah melekat kuat pada masyarakat Tiongkok di seluruh dunia," tandasnya.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Satu Keluarga ini Tidak Bisa Membeli Bahan Makanan

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler