Ternyata Pasien Positif Corona di New York Tidak Keluar Rumah

7 Mei 2020, 12:41 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ditemukan fakta baru dalam sebuah penelitian terhadap sekiranya 1.000 pasien baru yang di rawat di rumah sakit New York, Amerika Serikat (AS).

Ditemukan bahwa mayoritas orang yang masih di rawat di rumah sakit karena virus corona di seluruh negara bagian New York, AS, adalah mereka yang tinggal di rumah.

Data baru ini, memunculkan pertanyaan besar mengenai efektivitas dari lockdown yang dilakukan oleh pemerintah, atau berapa lama lagi waktu yang harus dilalui dalam masa penguncian.

Baca Juga: Anas: Pariwisata Akan Jadi Industri yang Bergeliat Lebih Cepat

Dikabarkan Daily Mail, dari 1.000 pasien positif COVID-19 di New York, 66 persen adalah mereka yang tinggal di rumah sedangkan 18 persennya datang dari panti jompo.

Kemungkinan yang paling adalah mereka terinfeksi pada saat pergi keluar untuk membeli bahan pangan atau barang -barang penting lainnya atau pun terpapar dari salah satu keluarga yang bekerja di luar rumah.

Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan bahwa mereka terinfeksi karena perilaku dari pasien tersebut yang tidak dapat dikendalikan oleh penguncian yang kini sedang dilakukan.

Baca Juga: KABAR Ditemukan 7 Orang Positif COVID-19 dari Satu Desa di Tulungagung

Tercatat, 321.000 kasus positif dengan 19.877 kematian di negara bagian New York, Amerika Serikat.

Negara Amerika Serikat sendiri telah mencatat lebih dari 1 juta kasus dengan 72.000 kematian.

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa angka kasus baru yang terjadi di New York telah mengalami penurunan.

Baca Juga: Berikut 4 Manfaat Kelor untuk Pria, Ternyata Baik untuk Prostat

Lebih dari 80 persen pasien positif yang di rawat di rumah sakit New York mengakui bahwa mereka tidak menggunakan angkutan umum setelah aturan untuk tinggal di rumah diberlakukan sejak Maret 2020 lalu.

Dari semua pasien rawat inap yang baru, 73 persen berusia di atas 51 tahun.

Sedangkan kelompok yang dianggap rentan yakni orang dengan usia 61 hingga 70 tahun, tercatat hanya 20 persen dari pasien baru yang kini tengah di rawat.

Baca Juga: Kios Pasar Celancang Kabupaten Cirebon Dilalap Si Jago Merah

Seperti kami kutip dari artikel berjudul 66 Persen Penderita COVID-19 di New York Ternyata Tak Pernah Keluar Rumah Saat Pandemi

Hampir, 96 persen pasien memiliki kondisi kesehatan mendasar, sebagian besar kasus berada di Manhattan sebesar 21 persen kemudian di wilayah Long Island sebanyak 18 persen.

Cuomo mengatakan pada Rabu, 5 Mei 2020 kemarin, bahwa data tersebut adalah hasil dari survei yang dilakukan pada rumah sakit yang merawat pasien positif COVID-19, sebagai upaya untuk mencari tahu mengapa banyak orang yang terinfeksi virus dan melihat latar belakang dari orang-orang tersebut.

Ia menambahkan bahwa untuk sementara waktu ini, data menunjukkan jumlah infeksi baru disebabkan oleh 'perilaku pada pasien' dan bukan karena kuncian yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Hati-hati Berikut 7 Efek Berbahaya Karena Terlalu Banyak Makan

Menurutnya perintah untuk tetap tinggal di rumah umumnya cukup meminimalisir penyebaran virus sehingga kuncian masih menjadi rencana yang baik secara menyeluruh.

"Angka-angka di seluruh negara akan naik. Bagi saya itu membuktikan apa yang kita lakukan di sini. Apa yang kami lakukan di sini menunjukkan hasil," ujar Gubernur New York, Andrew Cuomo dikutip Pikiran-Rakyat.com.

New York telah mengurangi penyebaran infeksi dan jumlah kematian secara drastis meskipun hal tersebut dapat diraih secara dramatis selama 8 minggu dari total penguncian secara nasional.

Baca Juga: Meski Pandemi Corona Menyebar, Produk Indonesia di Hong kong Tetap Berjaya

Namun, ia menambahkan bahwa negara akan tetap ditutup setidaknya hingga 15 Mei 2020 mendatang.

Kemudian setiap daerah harus memenuhi tujuh persyaratan ketat yang telah ditetapkan oleh Cuomo sebelum akhirnya membuka penguncian secara bertahap yang akan dimulai dengan para pekerja manufaktur dan konstruksi.

Setelah itu beralih ke layanan profesional, sedangkan restoran akan berada di fase ketiga dan pendidikan serta hiburan berada dalam urutan terakhir.

Baca Juga: Inilah Surat Pernyataan ABK WNI Kapal Tiongkok yang Buang Jasad Ke laut

Para pemilik bisnis telah diberikan informasi untuk sementara waktu tidak membuat sebuah rencana baru untuk mengurangi kepadatan pekerja ketika karyawannya kembali bekerja.

Namun, masih belum diketahui secara jelas kapan ia akan membiarkan masyarakatnya kembali menjalani hidup normal ketika pembukaan kuncian secara bertahap dilakukan.

Cuomo mengimbau bahwa adalah masalah besar mengenai kerumunan dan kepadatan pekerja dalam industri atau wilayah tertentu.

Baca Juga: Di tengah Pandemi Virus Corona, Pemulangan WNI Masih Berlanjut

Pada Selasa, 5 Mei 2020 lalu, ada 232 kematian terjadi di seluruh negara bagian New York, AS dan 600 pasien baru yang di rawat.

Oleh sebab itu , Cuomo mengatakan bahwa tren paparan virus masih cukup tinggi meskipun telah alami penurunan.

Cuomo juga mengaku bahwa dirinya terkejut setelah membaca hasil survei, tetapi menunjukkan bahwa orang yang perilakunya tidak menaati aturan untuk tetap tinggal di rumah maka akan pulang dengan virus corona yang telah menginfeksinya.

Ia juga memperingatkan bahwa ketika krisis berakhir, jumlah sebenarnya dari kematian kemungkinan akan 'jauh lebih buruk' daripada apa yang dilaporkan sekarang dengan lebih mungkin ditemukan dalam kematian di rumah atau bahkan sebelum kasus pertama ditemukan di AS.(penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Tak Direstui Pihak Keluarga, Seorang Perempuan Ini Dibunuh

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler