Pemerintah Swedia Dinilai 'Gagal Total' Tangani Virus Corona

10 Juni 2020, 14:48 WIB
Bendera Swedia /PR Tasikmalaya

RINGTIMES BANYUWANGI - Swedia menjadi salah satu negara di benua Eropa yang juga ikut terdampak dari pandemi virus Covid-19.
Namun sejak merebaknya pandemi tersebut, Pemerintah Swedia tidak melakukan pembatasan sosial seperti halnya negara-negara lain di benua Eropa.

Hal tersebut dilakukan Pemerintah Swedia karena berharap dengan ditiadakannya pembatasan sosial bisa menjaga stabilitas ekonomi yang mengharuskan orang-orang tetap beraktivitas di tengah pandemi Covid-19.

Dilansir dari The Sun oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Perdana Menteri (PM) Swedia dikabarkan dituduh dengan sengaja membiarkan penyebaran Covid-19 di negaranya.

Baca Juga: Tiongkok Akhirnya Larang Trenggiling Dijadikan Obat Tradisional

Kebijakan yang ditempuh PM Swedia, Stefan Lofven dinilai telah 'gagal total'. Hal itu disebabkan Swedia telah mencatatkan sebanyak 4.694 orang meninggal dunia dan 45.133 orang terinfeksi Covid-19.

Ebba Busch-Thor, pemimpin partai Demokrat Kristen menyalahkan strategi Swedia menanggulangi Covid-19 dan hasilnya tidak sedikit jumlah korban meninggal akibat Covid-19.

"Apa yang dapat kami katakan tentang Swedia adalah bahwa banyak dari mereka yang berduka atas kehilangan nyawa, karena Swedia dengan sadar dan sengaja membiarkan penyebaran infeksi yang besar," kata dia.

Baca Juga: AS dan Negara Sekutu Barat Resmi Bentuk Aliansi Anti-Tiongkok

Stefan Lofven mengatakan di masa lalu bahwa dirinya mempercayai orang Swedia untuk bertindak secara bertanggung jawab.

Sementara ahli epidemiologi negara, Anders Tegnell mengklaim ilmu pengetahuan telah mendukung dalam penerapan kebijakan.

Stefan Lofven bersikeras dengan keputusannya untuk tidak memaksakan kuncian dan mengatakan tingkat kematian adalah karena kegagalan dalam sistem perawatan untuk orang tua.

Baca Juga: Candi Borobudur dan Prambanan kembali Dibuka Mulai 8 Juni 2020

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat bekasi.com dengan judul Kasus Kematian Capai 4.694, Pemerintah Swedia Dinilai 'Gagal Total' Tangani Covid-19

"Saya pikir strateginya tepat. Tetapi telah diketahui bahwa sangat banyak orang di daerah-daerah tertentu meninggal dunia dalam perawatan lansia. Maka perawatan lansia perlu ditingkatkan," kata Stefan Lofven.

Sementara Jimmie Akesson, pemimpin Demokrat Swedia meminta Anders Tegnell untuk mengundurkan diri.

"Strategi di Swedia bukan untuk mencoba menahan infeksi, tetapi sebaliknya. Dengan demikian, strategi itu telah gagal total. Karena itu Anders Tegnell harus mengundurkan diri," kata Jimmie Akesson.

Baca Juga: Penggunaan Makser yang Baik dan Benar,Berikut Saran dari Dokter Reisa

Akan tetapi Anders Tegnell membantah dengan menyebut penolakan negara itu untuk memberlakukan kuncian sebagai sebuah kegagalan.

Anders Tegnell sebelumnya menunjukkan bahwa Stockholm akan menerapkan pembatasan pada awal wabah, jika mereka tahu dari 4.500 warga Swedia akan mati.

"Apa yang saya katakan adalah bahwa setelah ini, kami akan melakukan banyak evaluasi. Tentu saja akan ada hal-hal yang kami lakukan di Swedia yang kami pikir dilakukan dengan benar," kata Anders Tegnell dalam sebuah wawancara radio.

Baca Juga: Astronom Temukan Penyebab Sinyal Misterius yang Terjadi Tiap 157 Hari

Imbas banyaknya jumlah korban meninggal di Swedia membuat tingkat kepercayaan penduduk setempat terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah turun hampir 20 persen sejak April, menjadi kurang dari setengahnya.( Ramadhan Dwi Waluya ).

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler