Kini Tiongkok dan Korea Utara Tingkatkan Persenjataan Nuklir

16 Juni 2020, 21:13 WIB
Ilustrasi nuklir.* /pixabay

RINGTIMES BANYUWANGI - Sebuah laporan yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute pada Senin, 15 Juni 2020.

Menunjukkan bahwa Tiongkok merupakan salah satu dari enam negara yang meningkatkan persenjataan nuklirnya dalam setahun terakhir.

Negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu telah menambahkan 30 hulu ledak sejak penghitungan tahun lalu, 2019.

Baca Juga: Pria Ini Bayar Semua Belanjaan yang Dipilih Sang Pacar Sebagai Kejutan

Sementara itu, lima negara lainnya adalah India, Inggris, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. Akan tetapi semuanya meningkat kurang dari 20 hulu ledak.

"Tiongkok berada di tengah modernisasi dan perluasan arsenal yang signifikan, dan India dan Pakistan juga dianggap meningkatkan ukuran persenjataan nuklir mereka," tulis laporan itu dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari South China Morning Post.

Laporan tersebut juga mengungkapkan, sementara negara-negara lain di dunia memiliki kekuatan nuklir menyusut di gudang senjata nuklir mereka, Tiongkok dan Korea Utara adalah dua dari enam negara yang meningkatkan cadangan mereka.

Baca Juga: Kevin Aprilio Batal Menikah, Addie MS: Aku Pusing Memikirkannya

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.Tasikmalaya dengan judul Pakar Sebut Dunia Semakin Berbahaya ketika Tiongkok dan Korea Utara Tingkatkan Persenjataan Nuklir

Persediaan hulu ledak global terus mengalami penurunan, terutama karena dua kekuatan nuklir terbesar yaitu AS dan Rusia telah mengurangi jumlah hulu ledak yang mereka miliki. Penurunan ini sebagian besar karena mereka membongkar senjata-senjata tua.

"Pada saat yang sama, baik AS dan Rusia memiliki program yang luas dan mahal yang sedang berlangsung untuk mengganti dan memodernisasi hulu ledak nuklir, sistem pengiriman rudal dan pesawat, dan fasilitas produksi senjata nuklir mereka," tulis laporan itu.

Amerika memiliki 1.750 hulu ledak yang ditempatkan di rudal atau pangkalan dengan pasukan operasional dan 4.050 hulu ledak cadangan atau pensiunan hulu ledak menunggu untuk dibongkar.

Baca Juga: Per 1 Juli Iuran BPJS Kesehatan Naik, Orang Di-PHK Tak Bisa Bayar

Sementara itu, Rusia memiliki 1.570 hulu ledak yang dikerahkan dan 4.805 hulu ledak disimpan atau menunggu untuk dibongkar.

Pada awal 2020, sembilan negara yang terdiri atas AS, Rusia, Inggris, Prancis, Tiongkok, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara, diperkirakan memiliki 13.400 senjata nuklir, 3.720 di antaranya dikerahkan dengan pasukan tugas aktif.

Sekitar 1.800 di antaranya disimpan dalam kondisi siaga tinggi.

Selain nuklir, menurut laporan itu, ancaman seperti senjata kimia dan biologi juga meningkat, membuat dunia lebih berbahaya dari sebelumnya.

Baca Juga: Novel Baswedan Tak Yakin Mereka Pelakunya, 2 Terdakwa Dibebaskan

Tak hanya tentang nuklir, laporan itu juga memperingatkan perlombaan senjata yang terjadi di luar angkasa.

Banyak negara adikuasa memandang luar angkasa sebagai medan perang yang memungkinkan, termasuk AS, di mana Presiden AS Donald Trump telah menciptakan Ruang Angkasa sebagai cabang kelima dari militer AS beberapa bulan lalu.

"Banyak negara sekarang mengembangkan sistem anti-rudal mereka sendiri yang melindungi negara-negara dari serangan hulu ledak nuklir, tetapi begitu sistem itu dikembangkan, itu akan mengarah pada petualangan militer, beberapa negara mungkin mengambil inisiatif untuk menyerang negara lain dan membuat dunia lebih berbahaya," kata Zhou.

Editor: Afifah Fadhilah

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler