Seorang Bocah Dicekik hingga Tewas oleh Ibunya, Karena Terlalu Larut Bermain Ponsel

8 Juli 2020, 18:39 WIB
ilustrasi pembunuhan, penikaman /Rizki Laelani/

RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang ibu tega mencekik putranya yang berusia 11 tahun hingga tewas karena dia muak anaknya bermain ponsel hingga larut malam.

 

Alexandra Dougokenski tampak seperti sosok orang tua yang sempurna bagi Rafael muda.

 

Tetapi polisi di Brazil mengatakan mereka menuduh Dougokenski membunuh Rafael sampai akhirnya ia mengakui kejahatan yang dilakukan.

Baca Juga: Usai Diminta Talangi Honor Artis, Vicky Prasetyo Gagal Pinang Range Rover Senilai 4 Milyar

Hal tersebut terjadi setelah beberapa minggu usai Rafael merekam sebuah puisi untuk ibunya, yang mengatakan betapa dia mencintainya.

Rafael berterima kasih kepada ibunya karena telah merawatnya serta saudaranya. Dia mengatakan bahwa senyumnya sangat berarti baginya.

 

Dikutip oleh Ringtimesbanyuwangi.com dari PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, ibu dua anak (33) itu awalnya mengklaim bahwa anaknya telah melarikan diri dari rumah karena sebuah pertengkaran.

Baca Juga: Tuai Banyak Kontroversi, Anies Dikabarkan Minta Jatah Lima Persen Reklamasi Ancol

Berita ini sebelumnya telah terbit di Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul Bermain Ponsel Sampai Larut Malam, Seorang Bocah Dicekik hingga Tewas oleh Ibunya yang Murka

Tetapi para penyelidik terus melakukan pencarian ekstensif, dengan bantuan anjing pelacak juga bantuan keluarga serta teman-teman yang cemas.

Ketika pencarian gagal menemukan anak laki-laki itu, dia akhirnya mengaku bahwa telah mencekik anaknya karena marah.

 

Tersangka mengklaim dia tidak bisa hidup lama dengan sebuah kebohongan lagi dan ia perlu melepas beben di hatinya, akhirnya ia mengakui itu.

Baca Juga: Kebijakan Edhi Prabowo Telah Memberikan Perizinan Ekspor Benih Lobster

Sepuluh hari setelah anaknya dilaporkan menghilang, Dougokenski mengungkapkan di mana jasad anaknya itu disembunyikan.

Mayat itu kemudian ditemukan di sebuah kotak kardus besar di garasi rumah tetangga, yang berjarak hanya lima meter dari rumah keluarga.

 

Mayat yang mulai membusuk itu dibungkus dengan kantong plastik yang diletakkan di atas kepala.(Rahmi Nurlatifah/PR Tasikmalaya).***

 

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler