Perwira Senior AL China Peringatkan AS agar Hentikan Aksi Provokasi di Laut China Selatan

13 Juli 2020, 21:00 WIB
Konvoi armada laut Amerika Serikat di Laut China Selatan. Foto: Ant /Argo/

RINGTIMES BANYUWANGI - Untuk menjaga stabilitas laut Internasional, langkah pengerahan dua armada laut Amerika Serikat di Laut China Selatan akan sia-sia dan bisa berisiko sebaliknya.

Sejak Minggu, 28 Juni 2020, militer AS unjuk gigi dalam latihan yang digelar di Laut China Selatan.

Saat itu, Angkatan Laut AS mengerahkan dua kapal induk UUS Nimitz dan USS Ronald Reagan Carrier Strike Groups.

AS berdalih bahwa latihan perang tersebut guna untuk menjaga stabilitas di Laut China Selatan yang merupakan perairan internasional.

Baca Juga: Hanya Minta Penumpang Gunakan Masker, Supir Bus ini ‘Dibogem’ hingga Tewas

Washington telah mengklaim bahwa China berusaha "mendominasi" di area tersebut dengan membangun fasilitas militer serta mengerahkan para angkatan lautnya dalam mendekati wilayah negara-negara di Asia Tenggara.

Sebelumnya, para pemimpin Asia Tenggara telah menyatakan untuk menentang klaim Beijing atas Laut China Selatan dengan alasan historis.

Padahal Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Brunie Darussalam dan Taiwan masing-masing masih memiliki kepentingan di perairan tersebut.

Perwira senior di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Zhang Junshe, memperingatkan AS agar menghentikan aksi provokasi di Laut China Selatan.

Baca Juga: LAGU BARU: Lirik Lagu ‘Sampai Tua Nanti’ Andmesh Kamaleng

Pasalnya, hal tersebut tak akan berpengaruh apa pun pada kebijakan internasional Beijing.

"Amerika bukan wilayah di kawasan itu (Laut China Selatan) dan melakukan aktivitas latihan skala besar jauh dari tanah airnya, namun pada saat yang sama mereka menuduh China melakukan latihan di depan pintu rumahnya," kata Zhang dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Senin, 13 Juli 2020.

"Pernyataan standar ganda dari AS tidak dapat menyamarkan motif sebenarnya, yaitu mendorong militerisasi dan mengacaukan perdamaian di Laut China Selatan," lanjut Zhang.

Zhang menganggap apa yang dilakukan militer di Laut China Selatan tak lebih sebagai perpanjangan "perang dingin" antar negara mulai dari aspek ekonomi seperti pembatasan bea masuk, politik dan yang terbaru mengklaim AS terkait soal Covid-19 yang sengaja diciptakan China.

Baca Juga: Heboh, Tawuran di Surabaya antar Pemuda Hingga Bawa Senjata dan Kembang Api

Berita ini sebelumnya telah terbit di Galamedia News dengan judul Armada AS Kuasai Laut Selatan, Perwira Senior AL China Anggap Sepele, Mudah Untuk Dilumpuhkan

"Meskipun terkena dampak Covid-19, Amerika Serikat tetap menjadikan perang dingin sebagai mindset dan berusaha tak keluar dari persaingan," ucapnya.

Pada akhir pekan kemarin, dalam dokumen Komando China Selatan menyebutkan bahwa upaya AS meyakinkan negara-negara sekutunya di Indo-Pasifik untuk bersama-sama mencegah ancaman China diyakini tidak akan mendapat dukungan.

Sebab, kepentingan AS di Laut China Selatan dianggap akan menjerumuskan sekutu ke dalam konflik yang lebih besar.

"Sebagai contoh India, mereka diancam sanksi oleh AS setelah menandatangani kesepakatan pembelian senjata dengan Rusia."

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Telah Diduga Sebagai Tersangka Utama Pembunuhan

"Upaya China dalam menstabilkan perdamaian regional saat menghadapi AS yang bermaksud mempersulit masalah Laut China Selatan harus dihormati," tulis dokumen tersebut.

Menyikapi aksi provokasi militer AS di Laut China Selatan, militer China menganggap enteng hal tersebut. Menurutnya, kekuatan mereka dapat dengan mudah ditaklukkan.

Ia pun menegaskan kesiapannya dan memastikan peralatan perang mereka sanggup mengantisipasi segala bentuk ancaman armada perang Amerika.

"Sangat mudah mengguncang gunung, tetapi tidak ada cara untuk mengganggu PLA," lanjut isi pernyataan.***( Dicky Aditya / Galamedia News)

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler