Jejak Darah Berceceran Usai Ledakan di Lebanon, Sebagian Orang Tak Percaya Soal Penyebabnya

6 Agustus 2020, 10:45 WIB
MATERIAL yang diduga jadi biang kerok dalam ledakan Beirut di Lebanon biasa dipakai dalam pertanian dan pernah meledak di Tianjin Tiongkok.* /AFP Photo/STR

RINGTIMES BANYUWANGI - Ibu kota Lebanon berada dalam kondisi yang memprihatinkan, karena ledakan besar yang melukai ribuan orang dan menewaskan sedikitnya 100 orang.

Dua ledakan besar yang terjadi pada Selasa sore waktu setempat telah menghancurkan hampir setengah wilayah kota Beirut.

Ledakan tersebut melesatkan guncangan hebat ke seluruh kota yang menghancurkan kaca-kaca, pintu-pintu, juga merusak sejumlah bangunan. 

Baca Juga: Pangeran Jagapati, Pemimpin Pembebasan Rakyat Blambangan

Jumlah korban tewas diperkirakan bisa bertambah, sebab proses pencarian korban yang kemungkinan terperangkap dalam puing-puing reruntuhan masih terus dilakukan.

Saat berita ini dibuat dilaporkan bahwa sekitar 4.000 orang luka-luka, ratusan rumah mengalami kerusakan, serta ladang-ladang gandum hancur. Ini merupakan kerugian yang sangat besar bagi negara tersebut karena roti sudah menjadi langka dan negara ini bergantung pada impor.

Banyak jejak darah dari mobil dan motor yang membawa korban menuju rumah sakit yang juga sedang berjuang menangani korban-korban yang meninggal dan yang terluka.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Umumkan Tambahan Anggaran Bansos Bagi Pelaku UMKM

Sirine ambulans bergema di jalan-jalan besar, melaju melewati puing-puing ledakan dan banyaknya mobil yang berusaha menjauhi pusat ledakan.

Makin dekat menuju pusat ledakan, kerusakan terlihat lebih jelas lagi. Banyak bangunan-bangunan yang masih kokoh bertahan dari ledakan, namun pertokoan dan restoran-restoran mengalami kerusakan yang parah. Area hiburan malam hancur total. Bahkan kerusakan yang ditimbulkan karena ledakan pada saat terjadinya perang sipil pun tidak semasif ini.

Banyak orang, termasuk anak-anak lari pontang-panting dari pusat ledakan. Banyak dari mereka yang meninggalkan rumah-rumahnya, berusaha melewati puing-puing ledakan.

Baca Juga: Islam, Penumbuh Subur Nasionalisme

Ekonomi Makin Hancur

Walau Beirut terbiasa dengan ledakan (akibat perang saudara), kejadian terbaru ini adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Beirut. Penyebab ledakan kali ini bukan bom, tetapi berasal dari ribuan ton amonium nitrat, bahan utama pupuk tanaman.

Sebelum pandemi, perekonomian di negara Timur Tengan ini sudah menurun. Kini kondisinya semakin terpuruk akibat ledakan besar yang tidak diduga-duga.

“Kita dikutuk,” ujar seorang pemuda disana, yang pergelangan tangannya berlumuran darah akibat pecahan kaca.

Baca Juga: Tanpa Rasa Takut, Warga Ini Lempar Tepung untuk Usir Puting Beliung

Berita ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Jejak Darah Berceceran di Mobil dan Motor, Tak Semua Orang Percaya Soal Penyebab Ledakan di Lebanon

“Walaupun ini adalah sebuah kebetulan, namun saya tidak bisa terima kejadian seperti ini lagi," paparnya.

“Tidak ada yang terjadi secara kebetulan,” ucap Sobhi Shattar sambil membersihkan puing-puing di depan rumah seorang mantan direktur Nissan, Carlos Ghosn, seperti dilansir The Guardian, Rabu.

“Ini bisa jadi sebuah peringatan pada semuanya untuk mundur,” tambahnya.

Baca Juga: LOKER BANYUWANGI 2020: Dibutuhkan Karyawan di J&T Expres Jember

Tak Semua Percaya

Orang-orang memikirkan sebab terjadinya ledakan. Pasalnya, getarannya terasa sampai Beirut Selatan, dan terdengar sampai sejauh 80 km dari arah Utara Lebanon. Bahkan ada yang melaporkan bahwa ledakannya terdengar sampai 250 km jauhnya ke arah Barat Cyprus.

“Hanya bahan peledak dengan jumlah yang besar yang dapat menyebabkan ledakan itu,” kata Riyadh Haddad, seorang insinyur lokal.

“Sesuatu di pelabuhan itu meledak dengan sendirinya, atau ada yang sengaja memicunya,” tambahnya.

Baca Juga: Banjir Susulan Sungai Masamba Kembali Meluap, Warga Panik Berlarian

Seperti tetangganya di distrik hiburan di Gemmayze, Haddad harus memperbaiki rumahnya kembali.

“Lihat ini. Bagaimana caranya memperbaiki semua ini? Setidaknya satu meter jendela di tiap bangunan hancur. Kita telah kehilangan uang, pekerjaan, kekuatan, dan bahkan bensin. Dan sekarang insiden ledakan ini. Apakah ini sebuah peringatan? Ataukah akan ada perang?” tambahnya.

Sesaat setelah ledakan, pemerintah menduga bahwa sebuah gudang petasan telah menyebabkan ledakan hebat itu. Namun, itu semua terbantahkan karena besarnya ledakan dan juga cakupan getarannya.

Baca Juga: Terdesak, Inilah Kisah Seorang Ayah Mencuri HP Agar Anaknya Bisa Belajar Daring

Menteri Dalam Negeri Lebanon, Mohamed Fehmi, menjelaskan kepada media MTV Lebanon bahwa ledakan tersebut terjadi dikarenakan amonium nitrat dalam jumlah yang banyak yang tersimpan di pelabuhan. Namun penjelasan itu tidak cukup untuk meredakan rasa penasaran para warga.

“Apakah pelabuhan itu sebuah gudang persenjataan?” tanya seorang pria yang sedang mencoba menelpon temannya. 

“Apakah Israel yang memulai semua ini? Diawali dengan ledakan kecil, kemudian ledakan besar. Lalu apa yang menyebabkan ledakan yang pertama?” tuturnya.

Baca Juga: Perlukah Pakai Masker Saat Gunakan Helm Full Face?, Berikut Penjelasannya

Rasa penasaran dan rumor-rumor terus bermunculan, dan di malam hari, seorang Kepala Keamanan Umum Lebanon, Gen Abbas Ibrahim, menjelaskan bahwa sumber ledakan tidak disebabkan karena petasan, melainkan karena adanya bahan-bahan kimia yang mudah terbakar di pelabuhan tersebut.

Namun, tidak semuanya percaya keterangan soal ledakan pupuk berton-ton tersebut.

“Sepanjang sejarah di Lebanon, tidak pernah ada kejadian seperti ini,” ujar seorang pria yang sedang membersihkan pecahan kaca yang berserakan di depan pintu rumahnya.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, 8 Gejala Sakit Kepala Ini Tanda Anda Miliki Penyakit Serius

“Ini hampir setara ledakan nuklir, dan saya pikir yang meledak adalah bahan-bahan peledak kelas militer. Apakah mereka akan jujur tentang ini? Saya tidak yakin,” ujarnya kepada wartawan The Guardian.(Huminca Sinaga/Pikiran Rakyat).***

 

 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler