Campbell telah mengisyaratkan prediktabilitas, stabilitas, dan kejalasan dalam pendekatan masa depan Washington ke China.
Baca Juga: 5 Produk Rumah Tangga yang Sebabkan Kanker, Salah Satunya Pengharum Ruangan
Kang Lin, seorang rekan peneliti di Universitas Hainan China Selatan, mengatakan presiden yang akan keluar Donald Trump sebagian besar mengabaikan wilayah, seperti Asia Tenggara dan Afrika, yang merupakan tempat-tempat yang dikunjungi Wang Yi dalam membentuk kerja sama.
“Dengan latar belakang pemerintahan AS yang baru, diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di kawasan tetangga China. China perlu mengambil langkah pertama dengan membuat tingkat komunikasi tertentu dengan negara-negara ini,” kata Kang.
Hu Zhiyong, seorang peneliti di Institut Hubungan Internasional di Akademi Ilmu Ssosial Shanghai, mengatakan alasan utama mengapa Vietnam ketinggalan adalah bahwa kepemimpinan baru diharapkan setelah kongres partainya pada 25 Januari di Hanoi.
Lye Liang Fook, seorang rekan senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, mengatakan bahwa Wang Yi meletakkan dasar untuk hubungan China dengan Asia Tenggara dalam tahun ini dengan catatan baik.
Baca Juga: China Janji Sumbangkan 500 Ribu Vaksin Covid-19 ke Filipina untuk Pemulihan Pasca Pandemi
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Kepada 6 Pejabat Pro-China atas Penangkapan Massal di Hong Kong
“Tapi apakah catatan positif ini bisa berlajut sepanjang tahun? Masih harus dilihat,” kata Lye.
“Tetap berhubungan dengan Asia Tenggara menjadi semakin penting karena hubungan China dengan negara-negara utama, seperti Australia, India, dan Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa mengalami kesulitan,” kata Lye menambahkan.