“Kejadian di Yerusalem Timur kemarin ada di daerah yang dikuasai Fatah. Sementara peluncuran roket ke Israel dari Gaza. Saat ini Presiden Palestina, Mahmoud Abbas atas hasil pemilu berasal dariFatah,” ujar Juwana.
Baca Juga: Pria yang Tidak Pernah Shalat tapi Dijamin Rasulullah Masuk Surga, Simak Penyebabnya
Kedua faksi di Palestina tersebut diduga menjadi penyebab pecahnya suatu negara-negara Timur Tengar dalam menentukan sikap terkait konflik Israel dan Palestina.
Lantas apa hubungannya dengan surat yang dikirim pemimpin Hamas untuk Jokowi?
“Di sini Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam sedang dtarik-tarik untuk berada di belakang salah satu faksi yang ada di Palestina, bahkan mungkin kelompok negara-negara yang ada dalam OKI,” jelas Prof Prof Hikmahanto Juwana.
Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Israel, Cek yang Lebih Unggul
“Artinya, jangan sampai Indonesia ikut dalam perpolitikan dalam negeri Palestina. Indonesia tentu mendukung rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya, bukan untuk mendukung salah satu faksi perpolitikan dalam sistem ketatanegaraan Palestina,” lanjutnya.
Untuk itu, Prof Hikmahanto Juwana meminta agar Indonesia bersikap bijak terkait surat dari Hamas tersebut.
“Oleh karenanya, kalau Hamas meminta dukungan Presiden Jokowi, maka perlu disikapi dengan bijak,” tambah Prof Hikmahanto Juwana.
Baca Juga: PBB Gagal Tangani Israel, MPR RI Dukung Genjatan Senjata Palestina