Kekerasan massa anti-Muslim mengguncang Delhi pada Februari setelah pendukung pemimpin partai yang memerintah menyerang aksi damai terhadap Citendens Amendment Act (CAA).
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Matahari Akan Memasuki Periode Dingin? Berikut Penjelasannya
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Sebagian Besar Media India Menyalahkan Muslim Atas Penyebaran Virus Corona
Ketika dunia mulai berdamai dengan pandemi yang meluas dan dampaknya, bagian-bagian dari media berita tetap terlibat dalam perdebatan yang memecah-belah hingga 24 Maret, hari ketika polisi membersihkan sisa-sisa terakhir dari lokasi protes anti-CAA yang dipimpin oleh Muslim di New Delhi.
Lockdown nasional kemudian dilaksanakan pada tengah malam pada 24 Maret.
Pada akhir Maret, umat Islam menjadi fokus perhatian media setelah terungkap bahwa enam orang yang meninggal karena virus corona di negara bagian Telangana selatan telah menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh kelompok agama Muslim bernama Tablighi Jamaat dari 13-15 Maret di New Delhi.
Baca Juga: Pemerintah Akan Selesaikan ‘Flyover’ Martadinata Simpang Gaplek Tangsel Untuk Dukung Jalur Logistik
Muslim menghadapi fitnah lebih lanjut pada minggu pertama April setelah juru bicara pemerintah secara terbuka menghubungkan lonjakan kasus virus corona dengan acara Jamaat, yang juga dihadiri oleh para pengkhotbah dari negara-negara Muslim lainnya.
Sejak itu, pemerintah tampaknya memilih Jamaat di sebagian besar untuk dilakukan pemeriksaan.
"Media memilih untuk tidak bertanya kepada pemerintah mengapa warga asing tidak diuji di bandara, mengapa Delhi dan pemerintah pusat serta lembaga kepolisian memberikan izin untuk pertemuan itu, yang ditolak oleh pemerintah Maharashtra," kata aktivis Kavita Krishnan kepada Al Jazeera.