Inilah Kisah Gadis Cilik yang Tengah Berjuang Lawan Penyakit Langka Kawasaki

- 18 Mei 2020, 18:25 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI – Di Inggris, seorang gadis berusia lima tahun tengah berjuang untuk hidupnya dari penyakit Kawasaki, yang mana beberapa minggu sebelumnya ia berhasil pulih dari Virus Corona.

Gadis yang diketahui bernama Scarlett ini menderita serangan ringan Covid-19 pada lima minggu lalu, akan tetapi dirinya saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif akibat peradangan Kawasaki.

Dikutip dari Mirror oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, ayahnya Piers Roberts mengatakan bahwa sang putri hanya mempunyai 20 persen peluang untuk selamat dari penyakit tersebut.

Baca Juga: BREAKING: Selandia Baru Punya Cara Baru Lacak COVID-19 Pakai aplikasi buku harian digital

Penyakit yang diketahui menggelembungkan pembuluh darah dan diyakini sebagai reaksi terhadap Virus Corona.

Piers menambahkan Scarlett terinfeksi COVID-19 saat berada di sekolah sebelum karantina wilayah diberlakukan. Ia menggambarkan putrinya enam minggu sebelumnya dalam keadaan bugar dan sehat, hingga pada akhirnya ia tiba-tiba menderita kegagalan multi-organ.

Belum lama ini, tersiar kabar bahwa sejumlah di Inggris sekolah akan kembali dibuka pada 1 Juni. Mendengar kabar tersebut Roberts yang diketahui berprofesi sebagai seorang guru merasa terkejut.

Baca Juga: Antisipasi Penyakit Pandemi, Beijing Bangun Labotorium P3

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Kisah Gadis Cilik yang Tengah Berjuang dari Penyakit Langka Kawasaki Usai Sembuh dari Virus Corona

Ia memperingatkan bahwa jika sekolah-sekolah kembali dibuka kasus penyakit Kawasaki akan lebih banyak bermunculan seperti yang dialami oleh anaknya.

"Saya ingin kembali ke pengajaran tatap muka. Namun, saya tidak ingin anak saya sebagai percobaan. Penyiksaan itu nyata," katanya.

Piers menyebutkan keluarganya telah 'hancur' oleh perjuangan putrinya untuk hidupnya, dan dalam sebuah surat terbuka kepada Sekretaris Pendidikan, Gavin Williamson, yang diunggah di Facebook, ia mengatakan sekolah mungkin diberi label 'kamp kematian'.

Isi dalam surat yang ditunjukkan kepada Gavin Williamson berisi sebagai berikut:

Baca Juga: Pesona Gandrung Banyuwangi

"Yang Terhormat Yang Mulia Gavin Williamson. Seperti yang diharapkan, saya tahu Anda belum memperhatikan surat-surat saya, surat elektronik, dll. Dan mereka (surat-surat) bahkan mungkin belum berhasil diterima sektretaris; saya juga sadar Anda tidak berniat mempertimbangkan individu dengan cara atau bentuk apa pun,"

"Jadi, pada saatnya nanti Anda akan melihat konsekuensi dari keputusan ini. Sekolah mungkin akan dicap sebagai kamp kematian tepat pada waktunya dan sebagai ganti APD Anda bisa mempertimbangkan untuk memberikan para guru dengan bentuk seragam komandan karena strategi Anda adalah untuk menyalahkan kelompok publik mana pun,"

"Silahkan terus mengkambinghitamkan kami. Silahkan terus menjaga garis partai Anda di tengah-tengah pengabaian sains yang muncul. Jika bos Anda akan menyebut pandemi global sebagai "perah" dan Anda secara selektif ingin menempatkan orang-orang muda kita dalam bahaya, maka itu adalah kejahatan perang dan bencana hak asasi manusia,"

Baca Juga: Meski Sekolah Dijadikan Lokasi Isolasi COVID-19, Guru dan Siswa Aman

"Salam dan tidur nyenyak," tulis Piers dalam surat yang ditujukkan kepada Sekretaris Pendidikan, Gavin Williamson.

Sementara itu, sebelumnya pada hari Minggu, Tory Michael Gove mengklaim dia bisa "menjamin" guru akan aman-tetapi kemudian segera mengakui bahwa mereka mungkin menangkap Virus Corona.

Ditanya apakah dia bisa 'menjamin' guru akan aman ketika kelas dibuka kembali, Michael Gove mengatakan dengan tegas 'Ya'. (Penulis: Firda Marta Rositasari)

Baca Juga: Perancang Busana Afrika Modifikasi Masker Menjadi Tren Berbusana

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah