Pada 11 April 2012, gempa berkekuatan 8,6 dan 8,2 melanda di bawah Samudera Hindia, dekat Indonesia. Gempa bumi tidak terjadi di sepanjang zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik meluncur di bawah yang lain.
Sebaliknya, gempa ini berasal dari tempat yang aneh terjadi di tengah lempeng.
Gempa bumi serta petunjuk geologis lainnya, menunjukkan bahwa beberapa jenis deformasi (perubahan) yang terjadi jauh di bawah tanah, di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Wharton.
Baca Juga: Info Terbaru UTBK 2020! Yuk Simak Perubahan Konsep Pelaksanaannya
Deformasi ini tidak sepenuhnya tak terduga di lempeng India-Australia-Capricorn karena bukan satu kesatuan yang kohesif.
"Ini seperti teka-teki. Ini bukan satu piringan lempeng yang seragam. Ada tiga piringan yang, kurang lebih, diikat bersama dan bergerak dalam arah yang sama," kata Coudurier-Curveur.
Diduga kuat, lempeng tektonik raksasa di bawah Samudra Hindia yang disebut pecah ini karena terjadi kesalahan strike-slip yang sama seperti di San Andreas Fault. Kesalahan semacam ini membuat dua blok Bumi saling bergeser secara horizontal.
Baca Juga: Info Terbaru UTBK 2020! Yuk Simak Perubahan Konsep Pelaksanaannya
Menurut Coudurier-Curveur perpecahan lempeng ini terjadi karena bagian-bagian berbeda dari India-Australia-Capricorn bergerak dengan kecepatan yang berbeda.
Dia juga mengatakan zona perpecahan ini dulunya hanya celah pasif, menjadi batas baru bagi piringant yang terbelah menjadi dua bagian.