Ilmuwan Singapura Sebut Pasien Covid-19 Tak Tularkan Virus Setelah 11 Hari

- 25 Mei 2020, 13:25 WIB
PASIEN yang terinfeksi virus corona COVID-19 ternyata tak segera menunjukkan gejala positif, tetapi butuh waktu hingga terdeteksi.
PASIEN yang terinfeksi virus corona COVID-19 ternyata tak segera menunjukkan gejala positif, tetapi butuh waktu hingga terdeteksi. /pixabay

 

RINGTIMES BANYUWANGI - Sejak kemunculannya pertama kali di Wuhan, Tiongkok virus corona baru atau COVID-19 telah dinyatakan menular kepada sesama manusia (human to human) oleh para ahli.

Hal tersebut pula yang menjadi dasar WHO dan pemerintah untuk terus mengimbau agar setiap orang mampu menjaga jarak selama virus corona masih memiliki penyebaran cukup tinggi di berbagai wilayah.

Namun para ilmuwan dari Pusat Penyakit Menular Nasional Singapura dan Akademi Kedokteran di Singapura mengklaim bahwa penularan virus tak akan terjadi setelah 11 hari meski seseorang masih dites positif COVID-19.

Baca Juga: KABAR BAIK Berikut 3 Hikmah Puasa di Bulan Syawal, Ustadz Abdul Somad

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun, hal itu terbukti saat para ilmuwan melakukan sebuah penelitian terhadap 73 orang penderita virus corona.

Menurut para peneliti tersebut, pasien tak akan menularkan virus corona dalam waktu 11-14 hari.

Klaim tersebut berlaku pula pada pasien dengan sisem pernapasan yang lumayan terganggu karena terinfeksi positif COVID-19.

Baca Juga: Benarkah Bill Gates Ditangkap FBI Karena Ciptakan Virus Corona?

Para peneliti pun menulis secara runtut periode infeksi virus corona pada tubuh seseorang.

Diketahui bahwa awalnya virus corona dapat berdiam dalam tubuh selama dua hari sebelum gejala muncul.

Kemudian dapat bertahan selama tujuh hari setelah gejala muncul.

Baca Juga: Wakil DPR: Kesadaran Bersama adalah Kunci Keberhasilan Lawan Covid-19

Seperti kami kutip dari artikel berjudul Ilmuwan Singapura Klaim Pasien COVID-19 Tak Tularkan Virus Setelah 11 Hari Meski Masih Dites Positif

"Berdasarkan pada akumulasi data sejak dimulainya pandemi COVID-19, periode infeksi (coronavirus) pada individu yang bergejala dapat dimulai sekitar dua hari sebelum timbulnya gejala, dan bertahan selama sekitar tujuh hingga sepuluh hari setelah timbulnya gejala," tulis peneliti.

Namun para peneliti membuktikan bahwa replikasi virus dapat turun pada minggu pertama dan tidak ditemukannya penularan virus pada minggu kedua.

"Replikasi virus aktif turun dengan cepat setelah minggu pertama dan virus yang layak tidak ditemukan setelah minggu kedua sakit," tambah peneliti.

Baca Juga: Sejumlah Orang Berfoto dengan Simbol Jari PKI?Simak Faktanya

Diharapkan, penelitian ini dapat membantu dokter mencari tahu kapan harus mengirim pasien pulang.

Hal itu pun nantinya akan membantu meringankan rumah sakit bila mengalami overload karena pasien virus corona yang melonjak.

Saat periode puncak virus corona di beberapa negara memang dinyatakan adanya rumah sakit yang penuh dan kehabisan ruangan maupun alat untuk menangani virus corona.

Baca Juga: Warganet Nekat Berkerumunan di Kali Besar, Padahal Kota Tua Ditutup!

Tak sedikit pula rumah sakityang kesulitan menangani pasien COVID-19 karena tak sebanding dengan tim medisnya.

Virus corona yang pertama kali menyebar di Wuhan, Tiongkok telah menginfeksi 5,4 juta populasi di seluruh dunia saat ini dan menewaskan lebih dari 344.000 orang.

Kabar terkait virus corona yang tidak dapat menular setelah 11 hari pun cukup membuat sejumlah pihak merasa senang.

Baca Juga: Mendagri: Mekanisme Bansos Kabupaten Banyuwangi Sebagai Percontohan

Sebab berarti mereka dapat kembali bertemu dengan anggota keluarga atau teman terdekat meski masih dites positif virus corona.

Meski begitu, setiap orang masih diimbau agar melanjutkan protokol kesehatan agar tetap aman dari virus mematikan tersebut.(Penulis: Galih Ferdiansyah) 

Editor: Galih Ferdiansyah

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x