RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang dosen fotografi berusia 66 tahun yang sudah pensiun ini dikabarkan berhasil mengambil serangkaian gambar luar biasa dari permukaan Matahari dari kebunnya di Kent.
Dilansir Daily Mail, pada Kamis 4 Juni 2020, pria tersebut diketahui bernama Paul Andrew dari Dover itu mengambil serangkaian gambar menggunakan teleskop Lund 152, di mana ia telah menginvestasikan dana yang cukup banyak.
Serangkaian gambar menunjukkan permukaan keriuhan bintang kita, yang berjarak lebih dari 92 juta mil jauhnya dari Bumi.
Baca Juga: Atas Jiwa Setia Kawannya Kapolresta Banyuwangi Beri Penghargaan Arifin
Serangkaian proyeksi plasma yang keras dan letusan yang keluar dari permukaannya berhasil ditangkap dengan jurang ruang hitam sebagai latar belakang.
Paul Andrew mengatakan, waktu terbaik mengambil gambar matahari adalah selama musim panas, ketika matahari sedang tinggi, dan relatif terhalang oleh awan serta tersedia lebih lama.
"Saya menggunakan (teleskop) sesering mungkin, ketika cuaca cerah. Namun, saya tidak bisa begitu banyak menggunakannya pada musim dingin. Hal itu karena Matahari sangat rendah di langit dan kondisi penglihatan bisa sangat buruk," ucapnya.
Baca Juga: Ditengah Covid-19 PSSI Kota Bandung Siap Gelar Coaching Clinic Online
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Seorang Dosen Sukses Abadikan Permukaan Matahari dengan Teknik Plasma Putih Panas
"Matahari selalu berubah dan aku tidak pernah tahu apa yang akan kulihat," tambahnya.
Setelah dirinya pensiun sebagai dosen fotografi di Universitas Kent, Andrew ingin menggabungkan minatnya dalam seni dan astronomi.
"Saya hanya merasa bangga untuk berpikir bahwa gambar yang banyak diproduksi amatir saat ini jauh lebih unggul daripada yang diambil oleh teleskop terbesar di dunia pada beberapa tahun yang lalu," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Baca Juga: Bikin Kisruh, Facebook Langsung Hapus Postingan George Floyd Challenge
Namun, dia mengatakan mengambil foto Matahari penuh dengan kesulitan teknis dan tentu harus mengandalkan sepotong keberuntungan yang besar.
"Tidak seperti banyak objek astronomi, matahari selalu berubah dan Anda tidak pernah tahu apa yang diharapkan dari hari ke hari," katanya.
"Ini membuat pencitraan matahari genre yang menarik. Namun, ketika pencitraan dari Inggris selalu ada pertempuran yang sedang berlangsung dengan kondisi atmosfer yang buruk dan bergejolak, yang menurunkan detail terbaik di Matahari," ucap Andrew.
Baca Juga: Misteri Siluman KRI Klewang, Kapal Perang Buatan Indonesia?, Cek Faktanya
Lebih lanjut, untuk sebagian besar waktu itu bisa sangat frustasi. Namun, pada saat Anda mendapatkan hasil yang bagus, semua frustasi dan kerja Anda tidak akan menjadi sia-sia.(penulis: Firda Marta Rositasari)