Bukan hanya soal rasisme, Mutiah menyebut Negeri Paman Sam itu juga kini sedang dihadapi masalah politik luar negeri yang membuat kondisi pemerintahannya sedang tertekan.
"Yang semula Amerika dikagumi di dunia internasional sehingga mendapat posisi sebagai super power, di bawah Donald Trump itu hilang," ungkap Mutiah.
Baca Juga: Berikut Aksi Pembakaran Masjid dan Pengibaran Bendera Byzantium
Lanjut Mutiah, hubungan AS dengan beberapa negara juga memburuk, setiap kebijakan yang dikeluarkan bersifat kontraproduktif dan melanggar kesepakatan internasional.
Mutiah mengungkapkan, bentuk protes atas kematian pria berkulit hitam pada 25 Mei itu dijadikan kesempatan sebagian rakyat Amerika untuk melupakan amarah terpendamnya.
"Kalau sudah seperti ini, kalau tidak segera diatasi memang bisa terjadi pemakzulan terhadap Donald Trump," tandas Mutiah.(Tim Mantrasukabumi)
Baca Juga: Pecah Rekor, 9 Juni 2020 Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 1.043 Orang