Korban yang masih di bawah umur pun kehilangan kesadaran lantaran kesulitan bernapas.
Sang bocah pun meninggal dunia 24 jam setelah masuk ke rumah sakit.
Baca Juga: Beginilah Jurus Jitu ala Dokter Reisa agar Daerah Berubah Menjadi Zona Hijau
Kematian sang anak pun begitu disesali oleh paman, sekaligus kuasa hukum korban.
"Anak itu tak punya penyakit kronis. Pada Jumat sore badannya panas lalu dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Meski cuma panas, dia tetap diminta ikut tes swab," ucap sang paman.
Sang paman menyebut, keponakannya kesulitan bernapas lantaran saluran udara di paru-parunya tertutup.
Baca Juga: Mantan Kades Tegal yang Baru Keluar dari Penjara, Sekarang Ditangkap Kembali oleh Polres Subang
"Ketika kami minta agar korban dipindah ke rumah sakit lain, kami harus duduk menunggu ambulans yang tak kunjung datang. Ketika zuhur, korban tak pula dipindahkan, dan justru meninggal dunia," jelasnya.
Dikutip dari Gulf News, ayah korban, Abdullah Al Joufan awalnya menolak upaya anastesi yang dilakukan oknum dokter tersebut. Ia bahkan meminta agar putranya ditangani dokter spesialis.
"Tapi, petugas rumah sakit mengatakan dokter spesialis sedang absen," ucap Abdullah.***( Agil Hari Santoso/Pikiran Rakyat)